Find Us On Social Media :

Rugi Besar Karena Windows Down, Delta Kecam CrowdStrike dan Microsoft

By Liana Threestayanti, Jumat, 9 Agustus 2024 | 16:45 WIB

Digugat pelanggan, Delta Air Lines menuduh CrowdStrike dan Microsoft sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas kerugian Windows down.

Digugat pelanggan, Delta Air Lines menuduh CrowdStrike dan Microsoft sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas kerugian ákibat gangguan Windows down.

Gangguan Windows down akibat update software CrowdStrike yang terjadi bulan lalu itu berdampak finansial pada Delta Air Lines (Delta). Maskapai tertua ketujuh di dunia ini harus membatalkan sekitar 7000 penerbangan selama lima hari sejak tanggal 19 Juli.

Dikutip dari CNBC, Delta melaporkan kerugian pendapatan sebesar US$380 juta pada kuartal ini. Sebagian besar kerugian itu karena Delta harus mengembalikan uang kepada pelanggan untuk penerbangan yang dibatalkan dan memberikan kompensasi dalam bentuk uang tunai, serta SkyMiles. 

Selain itu, Delta juga harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar US$170 juta untuk biaya-biaya terkait dengan gangguan teknologi dan pemulihan operasional. Meskipun begitu, tagihan bahan bakar Delta kemungkinan akan lebih rendah sekitar US$50 juta karena penerbangan yang dibatalkan. 

Delta juga harus menghadapi gugatan yang mengatasnamakan para penumpang yang dibatalkan penerbangannya. Gugatan tersebut menyatakan bahwa "tidak ada maskapai AS lain yang membatalkan sepertiga dari jumlah penerbangannya." 

Gugatan itu juga mengklaim bahwa Delta gagal memberikan kompensasi yang memadai kepada penumpang, dan bahwa Delta meminta penumpang untuk menandatangani surat pernyataan yang melepaskan Delta dari semua tuntutan hukum. Departemen Transportasi AS pun dikabarkan sedang melakukan investigasi terhadap Delta terkait gangguan tersebut.  

Dalam surat yang dilayangkan kepada pengacara CrowdStrike dan Microsoft, pengacara Delta, David Boies mengatakan bahwa ada 1,3 juta pelanggan dan 37.000 unit komputer Delta yang terdampak gangguan tersebut. Selain itu, menurutnya, 60% aplikasi mission-critical dan data yang digunakan Delta bergantung pada Microsoft dan CrowdStrike. 

Situasi menjadi lebih parah karena gangguan ini terjadi pada puncak musim liburan musim panas sehingga  membuat ribuan pelanggan Delta terlantar. Padahal Delta dikenal sebagai maskapai premium dengan reputasi andal.

Dalam security filing atau laporan sekuritas yang diajukan ke pengawas pasar modal AS, CEO Delta Air Lines, Ed Bastian, menyatakan bahwa gangguan operasional dengan durasi dan skala sebesar itu tidak dapat diterima (unacceptable), dan pelanggan serta karyawan Delta layak mendapatkan yang lebih baik.

Ia juga menggarisbawahi kerja keras tim Delta yang berhasil mengembalikan operasional maskapai ke tingkat kinerja yang diharapkan oleh para pelanggannya.

Merespons tuntutan tersebut, baik Microsoft maupun CrowdStrike menolak disebut sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas gangguan yang terjadi pada Delta. CrowdStrike menuduh Delta terus menerus membuat narasi yang menyesatkan dan pihaknya akan membela diri kalau sampai Delta melayangkan tuntutan hukum.

Microsoft juga menyatakan akan melawan. Microsoft bahkan menyebut bahwa tinjauan awal mereka menunjukkan, berbeda dengan para kompetitornya, Delta beroperasi dengan infrastruktur TI yang usang.