Baru-baru ini sebanyak lebih dari 200 karyawan di Google DeepMind menandatangani surat yang mendesak Google untuk menghentikan kerjasama kontrak militer karena kerjasama itu sangat tidak etis dan sangat mudah disalahgunakan untuk kejahatan sekaligus melanggar prinsip-prinsip AI Google.
Para karyawan Google DeepMind sangat khawatir dengan kerjasama Google yang menyediakan layanan komputasi awan dan AI kepada militer Israel melalui Project Nimbus. Proyek itu telah memicu kontroversi karena diduga menggunakan AI untuk pengawasan massal dan pemilihan target dalam serangan udara di Gaza.
Karyawan DeepMind menekankan bahwa keterlibatan dalam teknologi militer dan pengembangan senjata dapat merusak reputasi mereka sebagai pemimpin dalam AI yang etis dan bertanggung jawab. Karyawan DeepMind itu juga menegaskan bahwa tindakan ini bertentangan dengan misi dan Prinsip AI Google, yang menyatakan bahwa perusahaan tidak akan mengembangkan aplikasi AI yang kemungkinan besar menyebabkan "kerugian keseluruhan" atau berkontribusi pada teknologi yang dirancang untuk menyebabkan cedera.
Surat ini juga mencerminkan ketegangan yang semakin meningkat di dalam Google antara beberapa karyawan di divisi AI mereka, yang telah berkomitmen untuk tidak bekerja pada teknologi militer, dan bisnis Cloud mereka, yang memiliki kontrak untuk menjual layanan Google, termasuk AI yang dikembangkan oleh DeepMind, kepada sejumlah pemerintah dan militer.
Karyawan yang menandatangani surat itu menyatakan keinginan mereka untuk memastikan bahwa Prinsip AI Google tetap dipegang teguh. Dengan lebih dari 200 tanda tangan, surat ini mewakili sekitar 5% dari total karyawan DeepMind.
Meskipun persentase ini relatif kecil, hal ini menunjukkan adanya ketidakpuasan yang signifikan di antara karyawan dalam industri di mana keahlian pembelajaran mesin sangat dihargai. Tindakan ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan yang mendalam di dalam Google mengenai penggunaan teknologi AI mereka.
Karyawan DeepMind berharap bahwa para pemimpin mereka akan mempertimbangkan kekhawatiran ini dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa teknologi digunakan dengan cara yang etis dan bertanggung jawab.
Baca Juga: Saingi AS, China Kembangkan Senjata Mematikan Berbasis Teknologi AI