Find Us On Social Media :

Mendorong Pertumbuhan Berkelanjutan dengan Data Center yang Siap Dukung AI

By Rafki Fachrizal, Senin, 7 Oktober 2024 | 17:15 WIB

Ilustrasi Data Center.

Penerapan AI/Artificial intelligence (kecerdasan buatan) di wilayah ASEAN, terutama di Indonesia, masih berada pada tahap awal. Namun, potensi AI di kawasan yang lebih luas sangatlah besar.

Di Indonesia, industri kesehatan, fintech, dan pertanian diperkirakan akan menjadi sektor yang paling diuntungkan dari penerapan AI dalam jangka panjang.

Berdasarkan data oleh DataReportal, Indonesia memiliki 185,3 juta pengguna internet pada awal 2024, dengan tingkat penetrasi internet sebesar 66,5%.

Analisis dari Kepios juga mengungkapkan adanya pertumbuhan pengguna internet hingga mencapai 1,5 juta pengguna di Indonesia pada Januari 2023 hingga Januari 2024, mengindikasikan peningkatan signifikan dalam lanskap digital.

Tren ini mendorong adopsi teknologi AI di negara ini, dengan proyeksi pemerintah bahwa AI akan berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian, diperkirakan mencapai US$366 miliar pada 2030.

Seiring dengan meningkatnya penggunaan AI di Indonesia, permintaan akan data center (pusat data) yang siap mendukung AI dan dapat ditingkatkan semakin bertambah.

Industri pusat data di Indonesia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan, menjadikan kemitraan antara investor internasional dan ekosistem lokal sangat penting untuk transformasi digital Indonesia.

Ukuran pasar kolokasi pusat data di Jakarta diproyeksikan tumbuh secara signifikan dari US$315,2 juta pada 2022 menjadi US$1,079,7 juta pada 2028, dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 22,3%.

Pengembangan pusat data yang siap mendukung AI tetap menjadi area yang sedang dieksplorasi secara aktif oleh para pelaku industri, sebagaimana dibuktikan oleh peningkatan investasi.

Dalam pengembangan pusat data yang siap mendukung AI, terdapat beberapa faktor penting yang meningkatkan dan memaksimalkan kapabilitas operasional secara keseluruhan, termasuk infrastruktur, skalabilitas, kustomisasi, dan keberlanjutan:

1. Infrastruktur

Peningkatan infrastruktur pusat data dasar diperlukan, termasuk teknologi solusi pendinginan khusus seperti liquid cooling. Solusi AI memerlukan dukungan yang kuat dari infrastruktur yang lebih luas di dalam negeri. Penerapan AI akan terus meluas, seiring meningkatnya beban kerja AI.

2. Skalabilitas

Pusat data harus dapat ditingkatkan untuk memenuhi beban kerja yang lebih tinggi dan memiliki infrastruktur daya dan efisiensi untuk mendukung skalabilitas ini. Strategi yang berwawasan ke depan sangat penting, yang memungkinkan penerapan data yang cepat dan mempersiapkan persyaratan di masa mendatang.

3. Kustomisasi

Persyaratan beban kerja AI sangat bervariasi di kalangan pelanggan. Oleh karena itu, pendekatan one-size-fits-all (‘satu ukuran untuk semua’) menjadi tidak tepat. Kustomisasi memastikan pusat data memenuhi kebutuhan spesifik dari berbagai sektor.

4. Keberlanjutan

Pusat data yang siap mendukung AI mengkonsumsi energi dalam jumlah yang signifikan, yang mendorong operator untuk memprioritaskan keberlanjutan dalam desain mereka. Ini melibatkan pemanfaatan sumber energi terbarukan yang disesuaikan dengan lokasi pusat data, penerapan teknologi pendinginan berkelanjutan, dan terlibat dalam kolaborasi dengan mitra teknologi. Upaya ini memastikan bahwa operator dapat secara efisien memenuhi permintaan yang terus meningkat akan infrastruktur yang siap mendukung AI sambil memfasilitasi teknologi AI terkini di negara ini.

Baca Juga: Indonesia Duduki Peringkat 4 Negara Paling Antusias dengan AI

Tahun lalu, kita telah menyaksikan AI meningkatkan efisiensi pusat data secara signifikan melalui algoritma khusus yang mengoptimalkan konsumsi energi dan merasionalisasi alokasi sumber daya.

Dengan menggabungkan AI, kita dapat memanfaatkan potensinya untuk mengoptimalkan operasional demi keberlanjutan dengan menganalisis dan memproses data, membantu perusahaan lebih memahami penggunaan energi mereka.

Seiring terus berkembangnya lanskap infrastruktur data di seluruh Asia, para pemimpin industri semakin berfokus pada keberlanjutan dan praktik perusahaan yang bertanggung jawab.

Banyak operator, termasuk PDG, kini memprioritaskan upaya untuk menyesuaikan diri dengan sertifikasi global dan mengadopsi standar operasional terdepan di industri.

Pendekatan ini memastikan bahwa layanan mereka tidak hanya memenuhi permintaan saat ini, tetapi juga mempersiapkan teknologi masa depan seperti AI, sekaligus mengintegrasikan praktik berkelanjutan ke dalam operasi mereka.

Di masa mendatang, ada penekanan yang semakin besar untuk mendorong perubahan positif dalam industri, dengan fokus pada inovasi dalam infrastruktur, proses, dan keberlanjutan.

Di Indonesia, seiring dengan meningkatnya permintaan penyimpanan, pemrosesan, dan konektivitas data, pengembangan fasilitas canggih memainkan peran penting dalam mendukung transformasi digital Indonesia dan pertumbuhan regional yang lebih luas.

AI berada di titik awal perkembangannya di Indonesia dan memiliki potensi untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap berbagai perkembangan.

Baca Juga: iPhone 16 Sepi Peminat, Inovasi AI Apple Gagal Dongkrak Penjualan