Find Us On Social Media :

Google Gemini 1.5 Flash-8B, Model AI Terbaru yang Cepat dan Efisien

By Adam Rizal, Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:00 WIB

Chatbot AI Google Gemini dilaporkan membaca atau memindai dokumen yang ada di Google Drive tanpa izin.

Google meluncurkan model AI Gemini 1.5 Flash yang mampu merespons pertanyaan dengan lebih cepat dibandingkan model sebelumnya. Kini, Google telah memperbarui model itu dengan merilis Gemini 1.5 Flash-8B, yang lebih cepat dan memiliki peningkatan kemampuan, termasuk peningkatan batas permintaan (prompt) dari 2.000 menjadi 4.000 request per menit (RPM).

Model AI itu juga lebih ringan dan efisien dengan jeda respons yang lebih rendah, terutama saat menangani permintaan yang tidak terlalu kompleks. Dengan peningkatan ini, Gemini 1.5 Flash-8B mampu memberikan respons lebih baik dalam berbagai tugas, seperti menjawab pertanyaan, melakukan transkrip audio, dan menerjemahkan bahasa asing.

Selain lebih cepat, biaya penggunaan API Gemini 1.5 Flash-8B juga 50 persen lebih murah dibandingkan dengan versi sebelumnya. Para pengembang dapat mencoba model ini secara gratis melalui Google AI Studio dan API Gemini, meskipun ada batasan jumlah token yang digunakan. 

Jika melebihi batas tersebut, Google akan membebankan biaya sesuai tarif yang berlaku mulai 14 Oktober 2024. Google menambahkan  model AI terbaru itu memungkinkan pengembang menciptakan aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan produk dan beban kerja masing-masing.

"Model AI dan harga terbaru kami untuk Gemini 1.5 Flash-8B ini memungkinkan para pengembang membuat aplikasi mereka sesuai dengan kategori produk dan beban kerjanya, sehingga bisa meningkatkan penggunaan AI secara luas," ungkap Google dalam blog resminya.

Balas Gmail dengan Cepat 

Google memperkenalkan fitur AI Gemini ke layanan Gmail yang mampu memberikan balasan email lebih terperinci dan relevan dibandingkan dengan versi balasan otomatis sebelumnya. Sejak diperkenalkan pada 2017, balasan cerdas biasanya terbatas pada kalimat pendek seperti "Ya, saya akan datang" atau "Terima kasih, akan saya lakukan." 

Namun, dengan AI Gemini, balasan dapat lebih mempertimbangkan isi percakapan, menghasilkan respons yang lebih personal. Tak hanya itu, pengguna Gmail juga akan melihat beberapa opsi balasan di bagian bawah layar ketika membalas email melalui aplikasi, dengan pratinjau yang dapat dilihat sebelum dipilih seperti dikutip Engadget.

Fitur AI itu memerlukan langganan tertentu seperti Gemini Business atau Google One AI Premium, dan akan diluncurkan secara bertahap hingga 15 hari. Google menyatakan fitur ini akan membantu pengguna menghemat waktu dengan balasan yang lebih relevan dan bermakna, sambil tetap menawarkan pengalaman yang lebih efisien dan personal dalam membalas email.

Sementara itu Google akan menghadirkan layanan Gemini AI ke dalam aplikasi pesan instan WhatsApp setelah sebelumnya akan hadir di Gmail. Google tampaknya berupaya memperluas penggunaan AI ini ke lebih banyak aplikasi. Untuk merealisasikannya, Google menggunakan ekstensi yang memungkinka integrasi Gemini ke berbagai aplikasi lain, termasuk WhatsApp dan aplikasi perpesanan Google Messages yang tengah diuji coba. 

Eksistensi itu memungkinkan pengguna membaca dan membalas pesan dengan perintah suara lewat Gemini AI. Meski Google Assistant sudah memiliki fitur serupa, Gemini menawarkan fleksibilitas dan sejumlah fitur baru. Di WhatsApp, ekstensi itu akan mencakup fitur serupa tetapi dengan tambahan kemampuan untuk melakukan panggilan melalui aplikasi dengan bantuan Gemini. 

Selain itu, ada juga ekstensi untuk notifikasi Android yang akan membuat notifikasi lebih interaktif, seperti mengatur prioritas notifikasi dan meringkas informasi penting yang mungkin terlewat. Peningkatan kemampuan Gemini AI itu juga menunjukkan persaingan ketat di sektor AI, terutama dengan adanya kabar bahwa Apple akan meluncurkan fitur baru Apple Intelligence untuk Siri pada iPhone 16 dan rencana Amazon untuk memperbarui AI di Alexa.

Sementara itu Google kembali mengaktifkan fitur pembuatan gambar manusia dengan chatbot AI Gemini setelah menghentikannya pada awal tahun ini. Google terpaksa menghentikan fitur AI itu karena mendapatkan banyak kritikan dan laporan bahwa fitur AI itu tidak mampu menghasilkan gambar yang akurat secara historis seperti representasi Nazi yang tidak sesuai. 

Dalam pernyataan terbaru, Google mengumumkan bahwa fitur AI itu akan hadir untuk pengguna Gemini Advanced, Business, dan Enterprise dalam bahasa Inggris dalam beberapa hari ke depan. Fitur AI itu ini didukung oleh Imagen 3, versi terbaru dari generator teks-ke-gambar berbasis AI milik Google. Imagen 3, yang sebelumnya diluncurkan secara terbatas melalui AI Test Kitchen, kini diintegrasikan ke Gemini dalam berbagai bahasa. 

Google telah menambahkan serangkaian langkah pengamanan pada Imagen 3 yang diperbarui untuk mencegah pembuatan gambar yang tidak akurat atau kontroversial. "Teknologi AI itu memungkinkan pengguna menciptakan berbagai jenis gambar, mulai dari lanskap fotorealistik hingga lukisan minyak, hanya dengan deskripsi singkat.

Model ini berkinerja lebih baik dibandingkan model lainnya yang tersedia saat ini," kata Dave Citron, Direktur Senior Manajemen Produk untuk Gemini.Google pun memberikan batasan bahwa pengguna tidak diizinkan membuat gambar fotorealistik tokoh publik, konten yang melibatkan anak-anak, atau gambar dengan adegan kekerasan, darah, dan seksual. 

“Meskipun tidak semua gambar yang dihasilkan Gemini akan sempurna, kami akan terus menerima umpan balik dari pengguna akses awal Gemini Advanced untuk terus memperbaiki fitur ini,” tambah Citron.

Pengembangan ini tidak terkait dengan fitur Remagine milik Google, yang memungkinkan pengguna mengintegrasikan elemen AI ke dalam foto yang diambil dengan ponsel seri Pixel 9 terbaru. Remagine berfokus pada peningkatan estetika gambar yang sudah ada, sedangkan fitur baru Gemini memungkinkan penciptaan gambar dari awal.

Google berencana untuk memperluas fitur pembuatan gambar manusia ini ke lebih banyak pengguna dan berbagai bahasa, sebagai bagian dari upaya mereka untuk terus menyempurnakan teknologi AI sambil menjaga akurasi dan tanggung jawab dalam penggunaannya. Dengan pendekatan ini, Google berharap dapat memberikan alat yang lebih aman, inovatif, dan dapat diandalkan bagi pengguna untuk berkreasi dengan teknologi AI mereka.

Baca Juga: Google Uji Coba Fitur Tanda Centang Verifikasi di Hasil Pencarian