Sejalan dengan itu, Defend IT360 mengibaratkan dirinya seperti dokter atau tenaga kesehatan dalam urusan kesehatan. Pemeriksaan keamanan adalah seperti pemeriksaan kesehatan alias medical check-up. Melalui pemeriksaan keamanan, Defend IT360 menyebutkan akan memberikan laporan yang benar-benar jelas dan detail mengenai status risiko keamanan siber suatu perusahaan saat ini dan beberapa poin kritis yang perlu diwaspadai. Padanya misalnya terdapat penilaian tingkat keamanan siber dan pendeteksian keamanan jaringan siber.
Begitu pula perawatan keamanan yang seperti perawatan/pengobatan kesehatan alias medical treatment dan asisten keamanan yang seperti asisten kesehatan alias medical assistant. Pada perawatan keamanan, Defend IT360 menawarkan proses untuk memilih dan menerapkan kontrol atau alat yang sesuai dengan kebutuhan untuk mengurangi dampak risiko keamanan siber yang makin besar. Pada perawatan keamanan ditawarkan berbagai macam perlindungan seperti perlindangan endpoint dan perlindungan situs web.
Sementara asisten keamanan, Defend IT360 menawarkan pemantuan dan deteksi yang terus-menerus sehingga bila terjadi anomali trafik, tim Defend IT360 akan secara sigap merespons untuk mencegah dampak yang lebih besar. Pada asisten keamanan antara lain ada SOC (security operations center) dan DCO (document control officer).
Dengan aneka layanan intinya, Defend IT360 menargetkan tidak hanya bisa memberikan manfaat berupa keamanan siber yang membuat para perusahaan memiliki ketenangan pikiran dan berfokus pada bisnis, melainkan juga scalability dan adaptasi serta pengalaman pengguna yang baik. Scalability dan adaptasi yang baik merujuk pada solusi-solusi keamanan siber yang tepat dan sesuai kebutuhan, sedangkan pengalaman pengguna yang baik maksudnya berbagai perkakas dan laporan yang ditawarkan/diberikan adalah mudah dimengerti.
Michael Takeuchi (Wakil Ketua Bidang IIX dan Data Center Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia; ketiga dari kanan), Drs. Slamet Aji Pamungkas, M.Eng (Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian, Badan Siber dan Sandi Negara; kedua dari kanan), dan Sudino Oei membahas perihal keamanan siber di Indonesia.
“People ini kadang kita udah punya alatnya, kita udah punya SOP-nya, tapi tidak dijalankan, gitu. Makanya ya ini suatu ide bisnis yang sangat bagus ya untuk Defend IT360, dia tidak hanya melihat dari teknologinya aja tetapi dia melihat dari white, white team-nya juga. Jadi dia menilai dari sisi governance-nya seperti apa, dari sisi people-nya, dan purple team itu juga gabungan dari red team dan red, blue team, dia juga bertugas untuk melakukan exercise,” sebut Michael Takeuchi (Wakil Ketua Bidang IIX dan Data Center Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia).
Ke depannya, Defend IT360 menyatakan akan terus meningkatkan tawaran-tawarannya. Defend IT360 menyampaikan tiga hal yang direncanakannya, yakni mengembangkan dan meningkatkan penggunan AI (artificial intelligence), mengembangkan solusi-solusi keamanan siber yang spesifik untuk industri-industri tertentu, dan memperkuat kerja sama strategis dengan aneka perusahaan teknologi terdepan.
“BSSN mendukung sekali tumbuhnya industri keamanan siber di Indonesia, seperti yang sore ini sedang kita lakukan. Karena apa? Ibaratnya kalau misalnya BSSN itu sebagai polisi, mungkin polisi siber gitu, seperti polisi di Indonesia lainnya, di Indonesia juga, kita tidak bisa menjaga keamanan sepenuhnya tanpa bantuan dari rekan-rekan semua,” ujar Drs. Slamet Aji Pamungkas, M.Eng (Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian, Badan Siber dan Sandi Negara).
Pada kesempatan yang sama, Defend IT360 turut menghadirkan stan-stan perihal sejumlah layanan yang ditawarkan. Para pengunjung bisa mencoba dan berdiskusi dengan tim Defend IT360 untuk mengenal lebih jauh mengenai layanan-layanan Defend IT360.