Seperti yang InfoKomputer sampaikan di sini, cyber security alias keamanan siber kini bertambah penting. Kemajuan teknologi digital yang tak ada hentinya pun membuat cyber security terus berkembang. Palo Alto Networks pada hari Selasa lalu membagikan pula prediksinya perihal tren cyber security untuk kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia pada tahun 2025. Dilakukan secara daring, perusahaan cyber security ini berharap prediksi yang disampaikan bisa membantu para organisasi di tanah air mempersiapkan dirinya dalam menghadapi tantangan cyber security.
“Tujuan dari sejumlah prediksi ini adalah kami memiliki banyak konsumen, kami memiliki bisnis-bisnis yang beroperasi di seluruh ASEAN, seluruh dunia, jadi kami melihat banyak hal yang terjadi di dunia siber. Tujuan dari prediksi ini adalah untuk membantu publik, sektor publik, para konsumen kami, siapa saja untuk menyadari inilah potensi-potensi ancaman. Jadi ini adalah tujuannya, untuk membantu mempersiapkan diri dan berada dalam posisi untuk menjadi proaktif,” sebut Steven Scheurmann (Regional Vice President, ASEAN, Palo Alto Networks).
Salah satu perkembangan teknologi digital yang belakangan populer adalah AI (artificial intelligence), khususnya generative AI alias AI generatif. Palo Alto Networks menambahkan bahwa para organisasi di wilayah Asia Pasifik telah menekankan pentingnya integrasi AI di dalam proses bisnis, termasuk proses cyber security pada tahun 2024. Namun, berdasarkan laporan terbaru PwC, lebih dari 40% petinggi perusahaan mengatakan mereka tidak memahami risiko siber yang ditimbulkan oleh aneka teknologi digital baru, seperti halnya generative AI.
Lebih lanjut, pada tahun 2025, AI dinilai akan menjadi pusat dari strategi cyber security sejalan dengan pemanfaatan AI oleh banyak organisasi dalam melakukan mitigasi risiko secara proaktif. Selain itu, para organisasi juga harus berupaya untuk mengamankan berbagai model AI yang mereka kembangkan sendiri. Namun, AI tentunya digunakan pula oleh para cyber attacker dalam melancarkan aksinya — AI vs AI. AI antara lain bisa membantu mereka lebih cepat dalam melakukan serangan. Organisasi-organisasi perlu untuk lebih tanggap akannya.
“Indonesia gak immune. Kita juga gak berbeda dengan negara-negara lain dalam perspektif potensial serangan siber. Jadi, yang pasti sekarang adalah bagaimana organisasi perusahaan bisa menyiapkan diri, melakukan modernisasi daripada tools atau pun keamanan siber mereka, terlebih di era AI,” kata Adi Rusli (Country Manager, Indonesia. Palo Alto Networks).
“Tools AI, teknologi dan inovasi yang ada di AI, itu justru mempercepat dan memperluas bahkan memperbesar potensial serangan terkait dengan serangan di, dalam dunia siber,” lanjutnya sembari menambahkan AI untuk cyber security yang ditawarkan Palo Alto Networks adalah mumpuni dan unggul dibandingkan yang ditawarkan perusahaan cyber security lain.
Terdapat lima prediksi perihal tren cyber security untuk kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia pada tahun 2025 yang dibagikan Palo Alto Networks. Berikut adalah kelima prediksi tren cyber security tahun 2025 ala Palo Alto Networks tersebut.
1. Infrastruktur Siber akan Berpusat pada Satu Platform Data Security Terpadu
Secara historis, banyak organisasi yang masing-masing menggunakan banyak perkakas cyber security dalam mengamankan dirinya. Palo Alto Networks mengeklaim bahwa para konsumennya di Asia Tenggara secara rata-rata memiliki tiga puluh sampai empat puluh produk. Hal ini meningkatkan kompleksitas dan menghambat kinerja cyber security seperti waktu respons yang lambat ketika menghadapi cyber attack.
Pada tahun 2025, Palo Alto Networks memperkirakan banyak organisasi akan mengatasi peningkatan kompleksitas yang dimaksud dengan mengurangi jumlah perkakas cyber security yang digunakan. Para organisasi itu akan beralih ke satu platform terpadu yang menawarkan peningkatan visibilitas dan kontrol sehingga bisa meningkatkan kinerja cyber security.
Sebuah platform data security terpadu bisa memberikan visibilitas dan konteks secara menyeluruh yang antara lain membolehkan cyber security yang komprehensif, jumlah dasbor yang lebih sedikit, pengoptimalan sumber daya, dan pertahanan adaptif terhadap ancaman yang terus berkembang. Sebuah platform data security terpadu memungkinkan suatu organisasi untuk lebih proaktif terhadap cyber threat maupun cyber attack.