Find Us On Social Media :

Dolby dan Samsung: Hiburan Lebih Immersive dengan Teknologi Kami

By Cakrawala Gintings, Jumat, 31 Januari 2025 | 19:00 WIB

Ashim Mathur (Vice President Marketing APAC, Dolby Laboratories; kiri) dan Shely Dianata (Head of AV Marketing & Demand Generations, Samsung Electronics Indonesia) berfoto bersama usai menjelaskan mengenai Dolby Atmos dan sejumlah produk Samsung yang mendukungnya.

Sudah tersedia sejak lama, Dolby Atmos memungkinkan reproduksi audio yang immersive dari suatu konten sehingga bisa meningkatkan kenikmatan menikmatinya. Namun, tentu saja diperlukan perangkat elektronik, seperti consumer electronics, yang mendukung teknologi ini untuk bisa memanfaatkannya. Ekosistem consumer electronics yang mendukung, seperti yang ditawarkan Samsung, pun bisa meningkatkan lagi pengalaman yang diperoleh. Hal-hal ini dtegaskan Dolby Laboratories dan Samsung Electronics Indonesia belum lama di Jakarta.

Bisa dibilang sebagai teknologi suara surround, dibandingkan teknologi suara surround konvensional, Dolby Atmos menambahkan sejumlah kanal ketinggian. Salah satu konfigurasi kanal dari teknologi suara surround konvensional yang populer adalah 5.1 yang menandakan ada 5 plus 1 kanal; terdiri dari kanal depan kiri, kanal (depan) tengah, kanal depan kanan, kanal belakang kiri, dan kanal belakang kanan plus kanal subwoofer. Dolby Atmos misalnya menambahkan empat kanal ketinggian — ada jumlah-jumlah lain — sehingga menjadi 5.1.4.

Tambahan sejumlah kanal ketinggian membuat Dolby Atmos bisa menghadirkan audio atau suara yang lebih surround lagi, lebih immersive. Pasalnya suara pada konten yang berasal dari sisi atas, seperti suara helikopter yang sedang melintas di atas pemeran utama, bisa direproduksi dengan lebih baik berhubung terdapat kanal-kanal yang diperuntukkan baginya. Selain itu, Dolby Atmos menggunakan pendekatan baru yang menggunakan suatu konsep yang disebut dengan objek.

Mengutip Dolby, sebuah objek pada dasarnya adalah sebuah kanal dari audio yang juga mengandung informasi yang mewakili posisinya dalam ruang sebagai koordinat X, Y, dan Z. Informasi posisi ini, yang dikenal sebagai metadata, dibawa bersama objek tersebut dari saat pembuatannya hingga ke titik konsumsi.

Kombinasi TV dan soundbar Samsung bisa memanfaatkan Dolby Atmos secara lebih mumpuni dibandingkan TV Samsung saja.

Dengan object-oriented audio, Dolby Atmos bisa pula mendukung berbagai konfigurasi kanal tata suara dengan baik. Pasalnya, posisi secara tiga dimensi dari suara yang menjadi objek itu diketahui. Alhasil saat direproduksi, suara bersangkutan bisa diletakkan memanfaatkan kumpulan kanal dus speaker yang ada secara optimal — terdapat proses komputasi di sini. Sebagai contoh, Dolby menyebutkan Dolby Atmos mendukung 2.1. Namun, kofigurasi yang disarankan setidaknya adalah 5.1.4.

“Dolby Atmos pertama kali dimulai sejumlah tahun yang lalu di bioskop. Teknologi ini bergerak sangat cepat ke ruang keluarga,” sebut Ashim Mathur (Vice President Marketing APAC, Dolby Laboratories). “Dolby Atmos adalah murni dan yang paling, adalah, adalah, adalah teknologi audio global yang terkenal di dunia.”

Dolby tahun lalu juga telah meluncurkan kampanye bertajuk “Love More in Dolby”. Dolby menjelaskan bahwa kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran seputar hal-hal luar biasa yang bisa dialami dalam Dolby, seperti dalam Dolby Atmos: konten yang disukai akan makin disukai bila menggunakan teknologi Dolby seperti Dolby Atmos.

Dolby menambahkan bahwa untuk bisa memanfaatkan Dolby Atmos, kontennya harus dibuat dengan Dolby Atmos, distribusinya harus mendukung Dolby Atmos, dan perangkat konsumsinya harus mendukung Dolby Atmos. Dengan cara konsumsi konten masa kini yang antara lain melalui layanan streaming OTT (over-the-top) — distribusi melalui layanan streaming OTT, Dolby memastikan aneka layanan populer telah mendukung Dolby Atmos.