Akamai Technologies, perusahaan keamanan siber dan komputasi cloud, merilis laporan terbaru berjudul “Defenders' Guide 2025: Fortify the Future of Your Defense.”
Laporan ini menawarkan panduan praktis bagi organisasi di Asia Pasifik dan Jepang (APJ) untuk memperkuat postur keamanan siber mereka di tengah meningkatnya serangan siber yang semakin canggih dan terfragmentasi.
"APJ terus menjadi pendorong pertumbuhan bisnis berkat transformasi digital yang cepat dan lanskap ekonomi yang dinamis. Namun, ketika berbagai organisasi mempercepat inisiatif digital mereka, kawasan ini selalu menjadi target utama serangan siber yang semakin canggih, terutama serangan-serangan yang berbasis AI," jelas Parimal Pandya, SVP dan Managing Director Akamai Technologies APJ.
Lanskap Keamanan Siber yang Makin Rentan
Di kawasan APJ, tantangan dalam keamanan siber semakin meningkat seiring dengan keragaman ekonomi serta infrastruktur digital yang belum sepenuhnya matang. Akibatnya, banyak organisasi yang harus menghadapi ancaman siber dengan kesiapan yang berbeda-beda.
Tahun lalu, APJ menjadi kawasan kedua yang paling sering diserang di dunia, khususnya dalam serangan DDoS aplikasi web, dengan peningkatan lima kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Sementara itu, ketiadaan badan pengatur menyulitkan kawasan APJ menetapkan protokol keamanan yang seragam. Chief Information Security Officers (CISOs) dan IT Decision Makers (ITDMs) di seluruh wilayah ini sedang berupaya memperkuat organisasi mereka dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang dengan mengumpulkan informasi dan sumber daya yang diperlukan.
Manajemen Risiko dan Ancaman Baru
Laporan Defenders' Guide 2025 menggarisbawahi pentingnya penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan mengatasi ancaman siber. Salah satu fokus laporan ini adalah model penilaian risiko baru yang mengevaluasi kerentanan organisasi secara kuantitatif, berdasarkan kompleksitas jaringan, aplikasi, serta potensi pembobolan. Rekomendasi yang diberikan mencakup strategi mitigasi risiko, segmentasi, dan analisis dampak pada perangkat pengguna.
"Keamanan harus menjadi pendukung utama pertumbuhan bisnis, bukan penghalang," tegas Pandya.
Laporan ini juga memberikan wawasan tentang evolusi malware yang terus berubah, seperti taktik botnet canggih NoaBot dan RedTail, yang menggunakan arsitektur peer-to-peer dan malware tanpa file. Untuk memitigasi ancaman tersebut, langkah-langkah seperti manajemen patch dan pelatihan karyawan sangat dianjurkan.
Penguatan Jaringan dan Keamanan Host