Find Us On Social Media :

Dilobi Xi Jinping, Trump Cabut Sanksi ZTE untuk Kembali Beroperasi

By Adam Rizal, Selasa, 15 Mei 2018 | 17:30 WIB

President Donald Trump and Chinese President Xi Jinping shake hands during a joint statement to members of the media Great Hall of the People, Thursday, Nov. 9, 2017, in Beijing, China. Trump is on a five country trip through Asia traveling to Japan, South Korea, China, Vietnam and the Philippines. (AP Photo/Andrew Harnik)

Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) telah menghukum ZTE selama tujuh tahun untuk tidak boleh berdagang dan menjalin kerjasama dengan perusahaan asal AS. Bahkan, ZTE tidak boleh memakai prosesor Qualcomm Snapdragon dan sistem operasi Windows.

Tiba-tiba, Donald Trump (Presiden Amerika Serikat) tampil sebagai pahlawan di siang bolong dengan mencabut sanksi tersebut dan ia telah memberikan instruksi kepada Departemen Perdagangan AS untuk memberikan jalan pada ZTE untuk kembali beroperasi di AS.

"Presiden Tiongkok Xi dan saya telah menemukan solusi dan kesepakatan supaya ZTE supaya bisa kembali berbisnis. Departemen Perdagangan akan menyelesaikan ini!" cuit Trump melalui akun Twitter seperti dikutip Reuters.

Trump pun akan membantu ZTE untuk dapat menjalankan kembali bisnis utamanya karena ZTE merupakan salah satu sumber dana besar bagi korporasi asal AS yang memproduksi perlengkapan teknologi.

"ZTE memiliki persentase yang besar dalam membeli komponen-komponen perlengkapan teknologi dari perusahaan AS. Ini menjadi cerminan dari perjanjian dagang yang lebih besar dengan Tiongkok sekaligus hubungan saya dengan Presiden Xi," ujar Trump.

Keputusan Trump itu mendapatkan reaksi keras dari Kongres AS baik itu dari partai Republik maupun Demokrat. Hal itu menegaskan pemerintah Tiongkok tidak akan diam saja melihat bisnis perusahaannya tergoncang, mengingat ZTE adalah perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Tiongkok.

Keputusan itu ibarat "angin surga" bagi ZTE karena ZTE sangat bergantung dengan komponen elektronik asal AS. Para pegawai ZTE di Tiongkok pun senang dengan perkembangan positif tersebut.

"Wow! Kabar terobosan yang bagus!," tulis seorang manajer ZTE di akun WeChat miliknya seperti dikutip Reuters, Selasa.

ZTE sendiri telah menghabiskan lebih dari USD 2,3 miliar untuk 211 pengekspor asal AS pada tahun lalu. ZTE memperkirakan sebanyak 25 - 30 persen komponen yang digunakan dalam merakit smartphone buatannya berasal dari korporasi asal Negeri Paman Sam.

Kini Departemen Perdagangan AS pun sedang mencari sejumlah opsi untuk ZTE.

Hampir Sekarat

Yin Yimin (Chairman ZTE) mengatakan ZTE akan melakukan banding ke pengadilan terhadap sangsi dari pemerintah AS karena sangsi itu terlalu berat dan merugikan perusahaan.