Kepala negara kerap menggunakan Twitter untuk menyampaikan pernyataan, kritikan, ide untuk menyerang pemimpin lain. Rata-rata presiden memiliki Twitter seperti Donald
Trump (Presiden Amerika Serikat), Recep Tayyip Erdogan (Presiden Turki), Benjamin Netanyahu (Perdana Menteri Israel) termasuk Joko Widodo (Presiden Indonesia).
Baru-baru ini, Erdogan dan Netanyahu melancarkan perang cuitan di Twitter dan saling menuding satu sama lain sebagai pelanggar hak asasi manusia.
Erdogan mencibir Netanyahu sebagai penjahat karena tentara Israel telah membunuh 60 warga Palestina di jalur Gaza ketika ada demonstrasi penolakan pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Israel adalah penebar teror. Mereka melakukan praktik genosida. Saya mengecamnya," kata Erdogan dalam sebuah pidato yang disiarkan sejumlah stasiun televisi Turki maupun internasional.
Netanyahu membalas pernyataan Erdogan itu melalui cuitan di akun Twitter @netanyahu.
"Erdogan adalah seorang pendukung Hamas dan ia sangat paham dengan terorisme dan pembantaian. Saya menyarankan agar ia tak berbicara soal moral kepada kami," tulis Netanyahu seperti dikutip CNBC.
"Seseorang yang mengirim ribuan tentara Turki untuk menduduki Siprus Utara dan menginvasi Suriah seharusnya tidak berceramah ketika kami mempertahankan diri dari upaya invasi Hamas," tambah Netanyahu di Twitter.
Tak hanya itu, Netanyahu juga menambahkan, "Erdogan tangannya berlumuran darah warga Kurdi di Turki dan Suriah. Ia tidak perlu mengajari kami soal aturan dalam berperang," semprot Netanyahu.
Cuitan Netanyahu itu pun membuat Erdogan berang dan membalasnya dengan kicauan di Twitter.
"Netanyahu adalah perdana menteri sebuah negara apartheid yang telah mencaplok tanah orang-orang lemah selama lebih dari 60 tahun dan ia telah melanggar resolusi PBB. Tangannya (Netanyahu) telah berlumuran darah warga Palestina. Ia tak bisa menutup kejahatannya dengan menyerang Turki," balas Erdogan di Twitter.
"Mau belajar soal kemanusiaan? Bacalah 10 Perintah Allah," kata Erdogan yang meminta Netanyahu untuk belajar agama mengenai ajaran dasar Yahudi dan Kristen.