Lenovo seri Yoga hadir dengan varian yang cukup banyak. Ini disesuaikan dengan kebutuhan pengguna yang selalu mengedepankan kinerja terbaik dari perangkat yang lebih baru. Contohnya seri Yoga 520 ini. Sebelumnya kami pernah menguji seri Yoga 500 dan Yoga 510. Secara garis besar, perbedaan terdapat pada penggunaan prosesor yang lebih baru serta chip grafis bagi kebutuhan yang lebih kompleks.
Khusus untuk Yoga 520 ini dipersenjatai dengan prosesor Intel generai ke-tujuh yaitu Kaby Lake. Sebagai pembanding, Yoga 500 menggunakan prosesor Intel generasi ke-lima, Broadwell, dan Yoga 510 menggunakan prosesor Intel generasi ke-enam, Skylake.
Sebagai notebook convertible atau juga biasa disebut dengan notebook 2-in-1, Lenovo Yoga 520 mengusung konsep engsel yang bisa ditekuk hingga 360 derajat. Dengannya perangkat ini bisa diubah ke empat posisi berbeda yaitu mode notebook (standar), tablet (dilipat hingga 360 derajat), stand (berdiri dengan keyboard sebagai penyangga) dan tent (seperti posisi tenda). Empat mode berbeda ini membuat penggunaanya lebih variatif serta menarik.
Desain convertible yang diusungnya cukup keren. Apalagi fisiknya tipis dan ringan. Saat difungsikan sebagai tablet, posisi keyboard yang berubah menjadi landasan secara otomatis tidak bisa difungsikan. Dan layaknya perangkat tablet, Anda bisa mengoperasikan dari layar sentuh. Sayangnya, Yoga 520 ini tidak menyediakan tombol fisik volume di sisinya. Oiya, seri ini juga mendukung perangkat active pen atau pena digital. Ini berguna sebagai input tambahan yang lebih presisi ketika membuat pekerjaan seperti visual desain atau mencatat di mode tablet.
Layarnya berukuran 14 inci dengan teknologi IPS yang memiliki resolusi full HD. Selain menampilkan gambar yang lebih tajam dan hidup, layar sentuhnya cukup responsif, baik saat disentuh dengan jari ataupun pena digital.
Biasanya notebook convertible lebih fokus untuk kebutuhan multimedia dengan mengandalkan chip grafis bawaan. Dengan spesifikasi yang digunakan, Yoga 520 tidak hanya sekedar untuk kebutuhan tersebut tetapi juga terbilang tangguh untuk urusan gaming. Memang bukan diperuntukkan bagi hardcore gaming, namun dengan chip NVIDA GeForce 940MX, Anda masih bisa memainkan game terkini dengan resolusi rendah. Meski menurut kami memori RAM yang hanya 4 GB dirasa nanggung untuk kebutuhan yang lebih kompleks, seperti menjalankan aplikasi penyunting gambar maupun video.
Sebagai penopang daya, Yoga 520 menggunakan baterai berjenis lithium-ion 6-cell. Pengujian yang kami lakukan menampilkan kinerja yang baik. Menggunakan aplikasi PCMark, kami menjalankan simulasi berbasis aktivitas perkantoran. Hasilnya, baterai mampu bertahan sekitar 5 jam 25 menit. Sedangkan saat kami uji menjalankan konten film berbasis HD dengan tingkat kecerahan maksimal, baterai mampu bertahan hingga 2 jam 47 menit, yang bisa dibilang mampu menyelesaikan tayangan satu film definisi tinggi.
Konektivitas yang disediakan sudah mencukupi untuk kebutuhan standar, hanya saja tidak ditemui port modern seperti Thunderbolt ataupun DisplayPort.
Keyboard-nya terbilang nyaman dan empuk saat digunakan. Tidak ketinggalan terdapat backlight pada tiap tombol yang bisa diaktifkan secara manual dengan cara menekan tombol FN+Space.
Fitur Andalan
Seperti seri Yoga lainnya, Yoga 520 ini memiliki engsel antara layar dan keyboard yang bisa ditekuk hingga posisi 360 derajat. Ini menjadikannya sebagai notebook convertible yang praktis, utamanya saat difungsikan sebagai tablet.