Find Us On Social Media :

Blockchain Sumbangkan Rp14 Trilun ke Industri Telekomunikasi pada 2023

By Adam Rizal, Selasa, 17 Juli 2018 | 16:30 WIB

Ilustrasi Blockchain

Saat ini teknologi blockchain terbilang baru dan beberapa perusahaan di Indonesia termasuk perbankan mulai melakukan penjajagan pengadopsian teknologi blockchain.

Sebuah penelitian Research and Markets mengungkapkan teknologi Blockchain akan menyumbangkan hingga USD1 miliar atau Rp 14 triliun ke sektor telekomunikasi dalam jangka lima tahun ke depan.

Research and Markets mengungkapkan teknologi blockchain akan memberikan kontribusi USD993,8 juta pada tahun ini seperti dikutip Bloomberg.

Di industri telekomunikasi, teknologi blockchain didorong oleh beragam faktor seperti peningkatan dukungan untuk proses Operations Support System/Business Support System (OSS/BSS) serta merebaknya kekhawatiran keamanan di kalangan pengusaha telekomunikasi.

Salah satu faktor yang meningkatkan pengadopsian teknologi blockchain adalah sistem keamanan blockchain yang mampu memberikan perlindungan potensial walaupun regulasi blockchain belum jelas.

Ketidakjelasan regulasi membuat melemahnya kepercayaan terhadap keunggulan blockchain.

Samsung

Saat ini industri teknologi mulai sadar dengan kecanggihan dan manfaat yang diberikan oleh Blockchain. Meskipun, mayoritas orang mengetahui teknologi Blockchain yang melatarbelakangi transaksi cryptocurrency seperti Bitcoin, Ethereum, dan Ripple.

Samsung SDS akan menerapkan teknologi blockchain untuk melacak pengiriman logistik secara global yang bernilai puluhan miliar dollar AS setahunnya. Samsung SDS, anak perusahaan yang bertanggung jawab menyediakan kebutuhan TIK pada keperluan logistik.

"Penggunaan teknologi Blockchain dapat memangkas biaya pengiriman sebesar 20 persen. Blockchain dapat mengurangi jarak waktu antara peluncuran produk dengan pengirimannya kepada konsumen," kata Song Kwang-woo (Vice President Samsung SDS) seperti dikutip Bloomberg.

Kwang-woo mengatakan teknologi Blockchain adalah platform utama dalam mempercepat transformasi digital dan memberikan pengaruh yang besar dan instan dalam rantai suplai bagi industri manufaktur.

"Samsung akan menjadi vendor smartphone pertama yang mengaplikasikan teknologi blockchain pada operasional distribusinya," ucapnya.

Cheong Tae-su (Profesor teknik industri di Korea University) mengatakan penggunaan teknologi Blockchain dapat meminimalisir biaya tidak terduga dan mengurangi sejumlah hambatan non-teknis yang memaksimalkan efisiensi dan visibilitas. Teknologi blockchain juga dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam mengurus dokumen serta koordinasi dengan pihak pelabuhan.

"Teknologi blockchain terbukti meningkatkan efisiensi pengeluaran perusahaan dan menghemat waktu pengiriman," ucapnya.

Tahun ini, Samsung SDS memperkirakan akan menangani muatan udara layar OLED dan Samsung Galaxy S9 dengan bobot total 488.000 ton serta satu juta TEU (20 foot equivalent unit), atau unit ekuivalen dua puluh kaki lewat jalur air.