Pemandangan yang tidak biasa terlihat di sebuah ruang di kantor Walikota Manado. Beberapa anak muda tampak menekuni laptop-nya, bukan di atas kursi, melainkan duduk lesehan di atas undakan berlapis karpet hijau serupa rumput.
Di depannya, berjajar meja dan kursi tanpa sekat, yang juga ditempati orang-orang muda yang fokus memandang layar komputernya. Ilustrasi modern ikon-ikon kota Manado menghiasi dinding, menambah kesan young and playful di ruang ini, berbeda dengan ruang-ruang kantor walikota pada umumnya.
Rupanya, ruang ini disediakan khusus oleh pemerintah kota Manado sebagai “laboratorium” yang mengembangkan berbagai aplikasi yang berkaitan dengan pemerintah dan pelayanan publik. Penghuninya rata-rata berusia muda, yang berprofesi sebagai programmer, baik karyawan maupun para relawan.
“Jadi mahasiswa-mahasiswa yang ada di Manado kita hire. Di sini ada juga para relawan. Kita kumpulkan teman-teman yang hobi di bidang teknologi informasi dan komunikasi,” ujar Erwin Kontu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Manado, sesaat sebelum dimulainya acara Bimbingan Teknik 1 Smart City di kantor Walikota Manado.
Menurut Erwin, “laboratorium” ini untuk memfasilitasi bakat anak-anak muda Manado di bidang teknologi informasi yang selama ini kurang tersalurkan. Suasana ruangnya dibuat lebih santai untuk mendukung kreativitas pengguna ruang.
“Bila yang dihasilkan bermanfaat untuk aplikasi yang berhubungan dengan pemerintah dan pelayanan publik, kenapa tidak? Itu yang kita harapkan,” tambah Erwin.
Laboratorium aplikasi di kantor Walikota Manado.
Ruang ini sudah banyak menelurkan aplikasi, termasuk 14 aplikasi yang sudah berjalan. Salah satu di antaranya adalah aplikasi TauPangan yang membantu masyarakat Kota Manado memantau harga kebutuhan pokok. Data-datanya diperoleh dari dua pasar terbesar di Manado, yaitu Bersehati dan Karompasan.
Aplikasi lainnya adalah e-Puskesmas yang menyajikan informasi fasilitas kesehatan, membantu masyarakat mengambil nomor antrian, lengkap dengan data riwayat penyakit dan obat-obatan pasien Puskemas.
Lain lagi aplikasi Si Gitta yang merupakan aplikasi pertanahan yang disajikan berupa peta Kota Manado. Jika salah satu bidang bangunan dipilih, akan muncul data pemilik, status pembayaran PBB, dan ketaatan bangunan terhadap aturan Garis Sempadan Jalan dan Sempadan Sungai.
Sementara, aplikasi Si Tasya yang terintegrasi dengan 60 CCTV di penjuru Kota Manado, membantu masyarakat memantau keadaan sejumlah jalan dan titik-titik keramaian kota secara real time.
Ada pula aplikasi yang menggandeng pihak luar, seperti Ricca dan Zpan. Ricca bekerjasama dengan BMKG Provinsi Sulawesi Utara, yang memberikan peringatan dini dan perkiraan cuaca dalam 3 hari ke depan serta informasi gempa yang terjadi di seluruh Indonesia.
Sementara, Zpan, yang merupakan kependekan dari zona penangkapan ikan nelayan, merupakan aplikasi yang bekerjasama dengan Lapan. Aplikasi ini membantu nelayan menentukan titik-titik penangkapan ikan, sehingga nelayan bisa memperkirakan jarak tempuh dan bahan bakar yang dibutuhkan.
Pengembangan berbagai aplikasi ini merupakan inisiatif pemerintah kota Manado dalam mewujudkan Manado sebagai kota yang cerdas. Manado terpilih sebagai salah satu kota yang terpilih mengikuti Gerakan Menuju 100 Smart City. Saat ini, jajaran OPD Kota Manado tengah mengikuti bimbingan teknis dari Kementrian Komunikasi dan Informatika untuk menyusun masterplan Manado Smart City.
Penulis: Fransisca Wungu, anggota tim penulis buku Gerakan Menuju 100 Smart City