Find Us On Social Media :

Demi Eksis di Tiongkok, Facebook akan Bangun Pusat Inovasi dan R&D

By Adam Rizal, Minggu, 29 Juli 2018 | 06:18 WIB

PARIS, FRANCE - MAY 23: Facebook CEO Mark Zuckerberg leaves the Elysee Presidential Palace after th

Bisa dibilang, China adalah negara yang "seksi" di mata perusahaan media sosial seperti Facebook.

Pasalnya, China adalah pasar media sosial terbesar di dunia, namun akses situs-situs asing terutama situs barat sangat sulit ditembus karena kebijakan Great Firewall. Sederet media sosial asing telah menjadi korban seperti Twitter, Line, YouTube, dan Facebook.

Sepertinya, Facebook masih penasaran dan mencari cara untuk menembus "tembok besar" China.

Salah satu upayanya adalah mencoba mendirikan anak perusahaan berupa laboratorium pusat inovasi untuk mendukung para pengembang, inovator, dan startup di China.

"Kami tertarik untuk membangun pusat inovasi di Zhejiang untuk mendukung para pengembang, inovator dan startup di China," jelas perwakilan Facebook, Julia Boorstin.

Jika terwujud, kantor tersebut menjadi bukti fisik formal pertama keberadaan Facebook di negeri tirai bambu. Facebook mengatakan jika pusat inovasi yang akan dibangun di China sama dengan yang telah ada di Perancis, Brasil, India, dan Korea Selatan.

"Upaya kami akan fokus pada pelatihan dan loka karya yang akan membantu para pengembang dan pengusaha agar terus berinovasi dan berkembang," jelas Facebook seperti dikutip BBC.

Sempat diwartakan oleh Reuters dan New York Times, pusat inovasi tersebut telah terdaftar dengan dana investasi sebesar 30 juta pound sterling (sekitar Rp 572 miliar).

Pengajuan terdaftar sebagai Facebook Hongkong Ltd dan tidak ada pemegang saham lainnya. Pusat inovasi Facebook terdaftar di Kota Hangzou yang menjadi markas Alibaba Group.

Kabar itu didapatkan dari China National Eterprise Credit Information sebelum akhirnya mereka mencabut informasi tersebut. Pendekatan Facebook ke China telah lama dilakukan.

CEO sekaligus pendiri Facebook, Mark Zuckerberg pun mencoba merayu pemerintah China agar melunak, termasuk mempelajari bahasa Mandarin. Sayangnya, usaha Zuckerberg mendekati China seringkali bertepuk sebelah tangan.

"Kami telah lama tidak melakukan apa-apa di China," ujar Zuckerberg dalam sebuah wawancara.