Find Us On Social Media :

Inilah 6 Teknologi Khusus untuk Tunanetra, dari AR Hingga Mata Bionic

By Adam Rizal, Kamis, 2 Agustus 2018 | 14:30 WIB

Toronto, ON - AUGUST 13 - Parapan Athlete Tiana Knight demonstrates Blindsquare, an iPhone app that helps blind people by voicing out what's around them. August 13, 2015. Chris So/Toronto Star

Menurut data badan kesehatan dunia (WHO), jumlah penyandang tunanetra di dunia pada tahun 2017 mencapai 253 juta jiwa. Jumlah ini diprediksi oleh Lancet Global Health akan terus meningkat tiga kali lipat pada tahun 2050.

Mengetahui populasi tunanetra yang tidak sedikit, beberapa inovasi teknologi diciptakan untuk menunjang aktivitas mereka sehari-hari. Lantas, apa saja teknologi terkini yang bisa dimanfaatkan penyandang tunanetra maupun yang memiliki gangguang penglihatan parsial?

1. Augmented reality

Saat mendengar augmented reality (AR), kebanyakan orang akan langsung merujuk ke aplikasi dan games. Nyataya, teknologi ini lebih dari itu. Para peneliti di Universitas Oxford di Inggris memanfaatkan AR untuk membantu meningkatkan daya penglihatan para penyandang gangguan penglihatan.

Teknologi tersebut tersemat dalam kacamata pintar bernama "OxSight" yang mampu menarik titik terlemah dari penglihatan seseorang. OxSight mengombinasikan algoritma penglihatan komputer dan kamera untuk memperbesar detail gambar tertentu, seperti meningkatkan kontras gambar atau menyorot fitur tertentu.

Untuk saat ini, ukuran kacamata pintar tersebut masih cukup besar sehingga masih agak mencolok jika dipakai sehari-hari. Namun para peneliti menjanjikan produk finalnya akan lebih rapi dan lebih mirip kacamata biasa.

2. Penerjemah huruf braille

Mesin terjemah terbukti sangat membantu penduduk dunia untuk saling berkomunikasi. Teknologi pun menyelamatkan mereka yang memiliki kebutuhan khusus untuk membaca huruf normal ke huruf braille. Huruf braille adalah huruf yang dibuat dengan sistem taktil yang ditujukan bagi orang dengan gangguan penglihatan.

Peneliti dari Massachusetts Institute of Technology, AS mencoba mengembangkan sistem huruf taktil tersebut ke sebuah perangkat yang bisa menerjemahkan huruf biasa ke huruf braille secara real-time. Perangkat ini akan dibekali fitur pemindai.

Fungsinya mirip dengan yang terdapat di banyak mesin penerjemah, yakni menangkap gambar yang tertulis dengan huruf biasa, lalu menerjemahkannya ke huruf braile. Para peneliti menambah Optical Character Recognition (OCR) yang digunakan untu mengutip teks. Mereka optimis bisa merealisasikan purwarupa ini ke pabrikan untuk diproduksi lebih luas lagi dalam beberapa tahun ke depan.

3. Teknologi navigasi dalam ruangan dari objek bersuara

Microsoft memang menyiapkan aplikaisi "Seeing I App" bagi penyandang tunanetra. Tapi peneliti dari Institut Teknologi California memanfaatkan HoloLens besutan Microsoft untuk memandu tunanetra di bangunan indoor yang kompleks.