Find Us On Social Media :

Nokia 8: Upaya Comeback Melalui Flagship dengan Harga Terjangkau

By Dayu Akbar, Senin, 6 Agustus 2018 | 07:00 WIB

Kehadiran Nokia 8 di Indonesia bisa dibilang agak terlambat karena smartphone ini sudah diperkenalkan secara global pertengahan tahun lalu. Tidak heran, desainnya tidak mengikuti tren yang saat ini banyak diadopsi smartphone lain, seperti dukungan layar FullView Display atau aspect ratio yang memanjang. Nokia sepertinya mempertahankan desain klasik yang menjadi salah satu ciri khasnya sejak era Windows Phone seperti pada Lumia 9xx.

Nokia 8 menyasar pengguna yang lebih mengutamakan performa tinggi serta kemampuan kamera. Saat artikel dibuat, Nokia 8 merupakan seri tertinggi yang dihadirkan HMD Global. Ini berkat penggunaan SoC kelas atas yaitu Qualcomm Snapdragon 835. Di Indonesia sendiri baru ada dua smartphone resmi yang menggunakan SoC ini, yakni Nokia 8 dan LG V30+.

Ditandem dengan memori utama 4 GB serta media penyimpanan 64 GB, kinerjanya memang tidak diragukan lagi. Sebagai gambaran, dalam pengujian yang kami lakukan, AnTuTu mampu menembus skor 196645. Dengan skor ini bisa dikatakan segala aplikasi maupun game yang ada di Google Play mampu dijalankan dengan baik.

Kinerja impresif ini juga ditunjang dengan penggunaan sistem operasi berbasis Android 8.1 Oreo yang menggunakan user interface Android murni. Ini tidak saja membuat kinerja lebih ringan, tetapi juga nantinya akan mendapatkan pembaruan lebih dulu.

Berbekal baterai 3.090 mAh, daya tahannya tidak terlalu lama. Berdasarkan pengujian yang kami lakukan menggunakan PCMark for Android, Nokia 8 hanya bertahan kurang lebih 4 jam 49 menit. Saat kami gunakan untuk aktvitas sehari-hari tanpa bermain game, baterainya mampu bertahan dari pagi sampai menjelang malam.

Nokia 8 menjadi smartphone pertama HMD Global yang bekerja sama dengan ZEISS, produsen lensa terkemuka dengan menghadirkan lensa untuk kamera depan dan belakangnya. Nokia 8 memiliki dua kamera belakang dan satu kamera depan yang masing-masing memiliki resolusi tiga belas megapixel.

Dengan resolusi sama, kamera utama pertama memiliki sensor warna RGB, sedangkan kamera utama kedua memiliki sensor monokrom. Pada aplikasi kamera, terdapat pilihan untuk menggunakan kamera pertama, kamera kedua, atau kombinasi keduanya. Selain itu, dua kamera tersebut bisa pula digunakan untuk foto dengan bokeh. Ada lagi yang menarik pada kamera utama yaitu pilihan untuk mengaktifkan tampilan kamera depan dan kamera belakang secara bersamaan dalam satu layar. Fitur yang disebut dengan Bothie ini bisa digunakan untuk memotret ataupun merekam video.

Beralih ke kamera depan, resolusi tiga belas megapixel memang terbilang “ketinggalan” dibanding kompetitor. Namun Nokia 8 hendak menegaskan kembali, bahwa ukuran resolusi bukanlah patokan untuk kualitas foto terbaik. Kamera ini sudah ideal untuk kebutuhan narsis maupun berbagi foto di media sosial karena hasilnya terlihat tajam dan detail. Sayangnya, kamera depan ini tidak menyediakan pilihan bokeh.

Tak ketinggalan, Nokia 8 menyertakan fitur fingerprint sensor. Fitur ini ditempatkan bersamaan dengan tombol home. Tombol home, back, dan recent sendiri ditempatkan di luar layar, sedangkan tombol power dan volume berada di sisi kanan. Sementara selot kartu berada di kiri yang di dalamnya berisi kompartemen hibrida. Speaker berada di sisi bawah bersebelahan dengan port USB Ttype-C. Adapun port audio ada di sisi atas.

Dua kamera utama dipersenjatai dengan lensa dari ZEISS yang mampu menghasilkan gambar warna maupun monokrom dengan detail tinggi. Tersedia pula fitur bokeh.

Selain pilihan RGB dan monokrom, kamera utama dibekali fitur Bothie yang menampilkan kamera utama dan depan secara bersamaan dalam satu layar.