Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang bermarkas di Gedung Pentagon diketahui meningkatkan kewaspadaan pada perkembangan kecerdasan buatan alias AI ( Artificial Intelligence).
Hal tersebut terungkap dari sebuah memo yang ditulis Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis pada bulan Mei lalu.
Dalam memo tersebut Jim Mattis mengajukan permohonan pada Presiden AS, Donald Trump untuk membuat strategi nasional dalam menghadapi perkembangan kecerdasan buatan.
Mattis mengatakan bahwa perlakuan AS terhadap perkembangan kecerdasan buatan tidak sejalan dengan China dan negara-negara besar lainnya. Ia menilai AS belum memberi perhatian secara khusus pada perkembangan AI yang dinilai terus bergerak cepat.
Dalam memonya, Mattis pun mengutip ucapan Henry Kissinger, mantan Menteri Luar Negeri AS yang menyerukan agar Presiden Trump beserta seluruh jajarannya tidak memandang remeh perkembangan kecerdasan buatan.
Ia mengatakan bahwa pemerintah harus bisa memastikan serta membuktikan pada publik bahwa AS bukan hanya memimpin dalam bidang pertahanan militer, tapi juga dapat memimpin terkait kondisi transformasi teknologi dan manusia yang lebih luas seperti dikutip New York Times.
Memo yang ditulis Jim Mattis ini menunjukkan bahwa Pentagon memang melihat adanya urgensi untuk dalam mewaspadai laju perkembangan kecerdasan buatan.
Pasalnya teknologi ini bukan hanya dipergunakan untuk sisi positif, tetapi juga ada kemungkinan untuk disalahgunakan bahkan AI bisa menjadi salah satu alat yang bisa digunakan dalam peperangan.
Pentagon pun diketahui telah membentuk sebuah departemen baru yakni Joint Artificial Intelligence Center (JAIC) yang berfungsi untuk memantau segala perkembangan kecerdasan buatan.
Bahkan menurut seorang sumber yang tak ingin diungkapkan identitasnya, Pentagon ditengarai siap menggelontorkan dana besar untuk biaya operasional departemen ini.
"Salah satu kekuatan nasional terbesar kami adalah inovasi dan bakat yang ditemukan di sektor swasta dan lembaga akademis, kesemua ini dapat hadir oleh masyarakat bebas dan terbuka," ungkap Brendan McCord, mantan perwira Angkatan Laut AS yang akan memimpin departemen ini.
"JAIC akan membantu mengembangkan kemitraan kami dengan industri, akademisi, sekutu," lanjutnya.
Perkembangan kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI) memang bergerak semakin cepat.
Bahkan pemerintah China sudah lebih dulu memasukkan kecerdasan buatan dalam strategi nasional.
Organisasi akademis dan komersial di China telah menyetujui untuk bekerja sama dengan pemerintah dan militer setempat dalam mengawasi laju perkembangan kecerdasan buatan ini.
Mereka menyebutnya dengan "military-civil fusion" atau perpaduan militer dan sipil.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pentagon Terungkap Khawatir Perkembangan Artificial Intelligence".