Find Us On Social Media :

Kisah Pendiri Whatsapp yang Kini Makan Gaji Buta dari Facebook

By Wisnu Nugroho, Minggu, 9 September 2018 | 21:57 WIB

Jan Koum, pendiri Whatsapp yang kini makan gaji buta

Perjalanan hidup pendiri Whatsapp, Jan Koum, terbilang menarik. Setelah mengundurkan diri dari Yahoo, Jan Koum sebenarnya sempat melamar kerja di Facebook. Namun lamarannya ditolak, sehingga ia terpaksa bertahan hidup dari pesangon yang ia dapat dari Yahoo.

Namun ketika iPhone muncul, Jan Koum melihat potensi besar yang bisa ia manfaatkan. Bersama mantan rekannya di Yahoo, Brian Acton, dan programmer asal Rusia Igor Solomennikov, Jan Koum pun mulai merancang Whatsapp. Akhirnya pada 24 Februari 2009, Whatsapp pun lahir.

Whatsapp versi pertama sebenarnya hanya bertujuan menampilkan status update dari pengguna. Contohnya “Can’t Talk, I’m on meeting” atau “Just woke up”. Namun ketika pengguna mulai sering mengganti status, Jan Koum melihat potensi Whatsapp sesungguhnya.

Whatsapp bisa menjadi aplikasi yang memudahkan pengguna berkomunikasi secara cepat. Saat itu sebenarnya sudah ada Blackberry Messenger, namun BBM hanya bisa digunakan pengguna perangkat Blackberry. Whatsapp pun memiliki kelebihan karena menggunakan nomor telepon sebagai ID pengguna, tidak seperti BBM yang menggunakan ID khusus.

Dengan semua kelebihan tersebut, Whatspp pun mendapatkan momentum hingga akhirnya menjadi aplikasi instant messaging paling populer di dunia. Hal inilah yang membuat Facebook, perusahaan yang pernah menolak lamaran Jan Koum, kepincut. Facebook akhirnya melakukan akuisisi Whatsapp dengan nilai US$19 milyar pada tahun 2014.

Jan Koum pun akhirnya resmi menjadi “karyawan” Facebook, perusahaan yang pernah menolak lamaran kerjanya.

Baca Juga : Daniel Zhang, Sosok Revolusioner dan Karismatik Penerus Jack Ma 

Makan Gaji Buta

Akan tetapi, April 2018 kemarin Koum menyatakan akan mengundurkan diri dari Facebook. Isu monetisasi Whatsapp kabarnya menjadi penyebab mundurnya pria keturunan Ukraina ini. Facebook bermaksud menyodorkan iklan kepada pengguna Whatsapp yang kini mencapai 1,3 miliar, sementara Koum adalah orang yang membenci iklan (salah satu alasan ia mundur dari Yahoo! juga karena ditugaskan di tim iklan).

Meski begitu, Jan Koum tidak serta langsung keluar dari Facebook. Salah satu kesepakatan saat Jan Koum menjual Whatsapp adalah ia akan mendapatkan saham terbatas Facebook senilai US$450 juta. Namun untuk resmi mendapatkan saham tersebut, ia harus tetap menjadi karyawan Facebook selama empat tahun.

Jangka waktu empat tahun itu baru akan berakhir pada November 2018.

Karena masih ada sekitar tujuh bulan sebelum jangka waktu berakhir, Jan Koum memutuskan untuk tetap menjadi karyawan Facebook. Namun ia jarang datang ke kantor.

Ia cuma datang sehari pada bukan Juli lalu. Koum juga cuma harus masuk satu hari di bulan Agustus dan satu hari di bulan November. Dengan kata lain, Koum saat ini hanya makan gaji buta.

Kok Facebook tidak keberatan? Pilihan Facebook memang sulit. Memecat Koum berarti melanggar kontrak dan tetap saja harus membayar US$450 juta yang menjadi hak Koum. Jika tetap mengharuskan Koum bekerja sampai November nanti, Facebook juga waswas karena Koum bisa saja pindah ke perusahaan saingan dan membawa rahasia Facebook.

Jadi lebih baik seperti sekarang. Membiarkan Jan Koum makan gaji buta asalkan tidak terlibat langsung dengan operasional Facebook. Toh, teknologi Whatsapp sudah ada di tangan.

Baca juga: Menghitung Peluang Go-Jek di Vietnam dan Thailand