Platform jejaring sosial Path akhirnya mengakhiri layanannya. Path resmi undur diri dari Apple iTunes dan Google Play Store per 1 Oktober 2018.
Akses layanan bagi yang masih memasang aplikasi ini pun akan ditutup per 18 Oktober 2018.
Di Indonesia, Path sempat digandrungi warganet antara 2014 hingga 2016. Bahkan, tahun 2014 lalu, CEO Path, Dave Morin mengatakan popularitas Path di Indonesia menjadi salah satu landasan penaikan batasan teman di Path, dari yang semula 150 menjadi 500.
Tak heran, jika kabar penutupan Path menjadi momen nostalgia tersendiri bagi penggunanya di Indonesia.
Pengguna Path maupun non-pengguna, berbondong-bondong mengungkapkan "duka cita" atas ditutupnya aplikasi ini dengan tagar #terimakasihpath di linimasa Twitter.
Berikut beberapa fitur dan momen di aplikasi Path yang menurut netizen bakal dirindukan.
1. Check In
Path sempat dijuluki jejaring sosial yang mengagungkan "eksistensi", sekaligus berfungi untuk menguntit keberadaan seseorang. Salah satunya melalui fitur check-in, di mana penggunanya bisa memamerkan lokasi keberadaanya.
Lokasi tersebut bisa saja tempat nongkrong, tempat wisata, hotel, atau lainnya.
"Yang juga populer adalah layanan berbasis lokasi. Saya tak tahu mengapa, mungkin karena Indonesia adalah negara yang geografinya beragam. Kami lihat banyak sekali pengguna yang melakukan check-in," ujar Morin 2014 silam.
Meski demikian, fitur check-in lokasi di Path sejatinya bisa diakali dengan GPS palsu.
2. Visit Profile
Fitur visit atau mengunjungi profil sangat terkenang bagi mereka yang ingin menguntit keseharian orang lain. Sayangnya, kegiatan mengintip profil Path tidak bisa diam-diam. Pengguna yang dikunjungi akun profilnya akan mendapat notifikasi, siapa saja yang telah "membuntutinya", meski belakangan fitur ini dihapus.
3. Path Daily
Layaknya jejaring sosial lain, Path juga memiliki fitur update status. Uniknya, ketika pengguna menggunakan tagar #pathdaily setelah menulis status, akan muncul gambar latar belakang yang bersifat acak secara otomatis.
Sayangnya, pengguna seringkali menemukan isi status dan gambar yang muncul, tidak berhubungan atau justru bertolak belakang. Namun karena itulah, pengguna Path merasa kehilangan "keunikan" fitur Path satu itu.
4. Listen to
Selain update status berupa kata-kata, pengguna Path juga kerap membagikan musik yang sedang didengarkan , atau buku yang sedang dibaca. Menurut Morin, fitur update status Path menjadi favorit pengguna Path di Indonesia. Hal ini berbeda dari pengguna di negara asalnya, Amerika Serikat.
Di AS, layanan berbagi foto lebih digemari dibanding update status.
5. Path Talk
Selain fitur-fitur di atas, Morin juga menyebut jika pengguna Path Indonesia doyang mengobrol. Hal tersebut dilihat dari tingginya layanan messaging Path, termasuk group messaging yakni Path Talk.
Path Talk belakangan dijadikan aplikasi terpisah dari Path, layaknya Facebook Messenger yang dipisahkan dari platform Facebook umum.
6. Awake dan Sleep
Salah satu fitur "menggemaskan" yang bakal dirindukan pengguna Path adalah status "Go to sleep". Ketika pengguna menulis status "Go to sleep", pengguna akan dikirimi gambar domba.
Domba di sini adalah tombol reaksi seperti halnya tombol suka di Instagram. "Pengiriman" domba bisa dilakukan dengan tombol "send over a sheep". Lantas, gambar domba yang dikirimkan akan mengelilingi gambar bulan sabit. Penerima bisa menghitung jumlah domba yang diterima dari pengikutnya.
Domba Di pagi hari, pengguna memberi tahu pengikutnya jika sudah terbangun dengan fitur "I'm awake". Fitur ini juga dihiasi gambar otomatis secara acak, layaknya fitur #pathdaily.
Saran backup dan refund Kini setelah resmi mengumumkan penghentian layanan, Path mengimbau semua penggunanya untuk segera melakukan backup semua data sebelum 18 Oktober 2018.
Caranya mudah, bisa lewat desktop atau aplikasi mobile. Untuk melakukannya, kunjungi tautan berikut ini. Path sendiri didirikan pada 2010 lalu dan menjadi populer di Indonesia karena awalnya Path hanya mengijinkan pengguna untuk memiliki teman pada aplikasi sebanyak 150 orang.
Namun kemudian Path menambah kapasitas tersebut menjadi 500 orang. Pada Januari 2014 lalu Path mendapat suntikan dana dari investor asal Indonesia, Bakrie Global Group yang menjadi salah satu investor dalam investasi seri C.
Sedangkan sebagian lain berasal dari beberapa investor global seperti Greylock, Kleiner Perkins, Index Ventures hingga First Round Capital.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Fitur Path yang Akan Dirindukan Setelah Ditutup"