Jepara mungkin lebih dikenal publik sebagai kota ukir. Namun dalam mewujudkan mimpi menjadi smart city, Pemerintah Kabupaten Jepara kini aktif memanfaatkan teknologi untuk menjawab tantangan yang mereka hadapi.
Salahs atu contohnya bisa dilihat dari cuitan akun Twitter resmi pemerintah Kabupaten Jepara @jeparakabgoid pada 15 September 2018 lalu. Melalui cuitan tersebut, Bupati Jepara mengajak seluruh masyarakat Jepara untuk melakukan aksi pungut sampah dalam rangka World Clean Up Day 2018.
Dalam cuitan berseri tersebut, setiap masyarakat diimbau untuk membersihkan sampah di tempatnya beraktivitas pada pukul 6.00–9.00 WIB di hari tersebut.
Aksi di atas merupakan salah satu contoh bagaimana pemerintah Kabupaten Jepara memerangi masalah sampah di wilayahnya dengan memanfaatkan media sosial.
Inisiatif lain yang memanfaatkan teknologi informasi untuk menangani sampah adalah penerapan aplikasi SiAngsa. Kependekan dari Sistem Informasi Angkut Sampah, SiAngsa merupakan aplikasi berbasis Android dan website untuk mengelola sampah di Kabupaten Jepara. Melalui aplikasi ini, masyarakat mendapatkan layanan pengangkutan sampah dengan membayar retribusi.
Di aplikasi ini, pertama-tama, masyarakat mendaftar dengan memasukkan data-data pribadi dan lokasi rumah. Kemudian, pengguna yang terdaftar dapat memilih paket langganan yang sesuai luas rumahnya, serta memilih paket angkut sampah.
Melalui SiAngsa, status pembayaran dan status layanan masing-masing pengguna juga dapat dipantau.
Jika ada keluhan, misalnya ada sampah yang terlambat diangkut, pengguna dapat melaporkannya melalui aplikasi ini, untuk kemudian segera diatasi oleh dinas terkait, yaitu Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jepara.
Ini seperti yang dijelaskan Bupati Jepara, Ahmad Marzuqi, dalam wawancara eksklusif dengan Infokomputer saat bimbingan teknis ke-3 smart city.
“Ada petugas yang datang ke rumah-rumah memberi penjelasan kepada warga masyarakat supaya mereka tidak membuang sampah secara langsung, tetapi dibantu oleh petugas-petugas SiAngsa. Dengan mengeluarkan uang sedikit, warga bisa mendapat manfaat kebersihan rumah tangga dan lingkungannya,” paparnya.
Sampai akhir tahun ini, aplikasi SiAngsa sedang dalam tahan uji coba dan sosialisasi ke masyarakat. Awal 2019, diharapkan aplikasi ini sudah efektif berjalan.
Aplikasi ini juga diharapkan meningkatkan jumlah sampah di Jepara yang terolah, yang saat ini hanya 11%, karena nantinya sampah akan dikumpulkan, dipilah, dan didaur ulang.