Konflik perang dagang Donald Trump (Presiden AS) vs Tiongkok akan meningkatkan harga kartu grafis PC menjadi lebih mahal dari sekarang.
Baru-baru ini, pemerintahan Trump telah menaikan tarif impor barang-barang dari Tiongkok sebesar 10 persen atau USD 200 miliar.
Bahkan, tarif impor itu akan meningkatkan 25 persen terhitung 1 Januari 2019. Sumber CNBC mengungkapkan peningkatan tarif impor 10 persen akan meningkatkan harga kartu grafis PC rakitan Tiongkok.
Untungnya, kartu grafis rakitan Taiwan tidak terkena kebijakan tarif impor tersebut.
Tentunya, AMD dan Nvidia sebagai pabrikan kartu grafis gaming terbesar di dunia juga terkena dampak dari kebijakan tersebut dan akan menaikan harga kartu grafisnya.
Menurut Sumber, kenaikan harga kartu grafis AMD dan Nvidia berlaku untuk pengguna yang memberi kartu grafis secara satuan atau terpisah.
Namun, pengguna yang membeli komputer dengan kartu grafis yang sudah terintegrasi di dalamnya tidak mendapatkan kenaikan harga.
Pengamat Shrout Research Ryan Shrout mengatakan permasalahan terbesar kartu grafis saat ini adalah buatan Tiongkok.
"Gamer komputer PC akan merasakan dampak kenaikan tarif kartu grafis ini yang merupakan efek samping kebijakan perang tarif pemerintahan Trump," tulisnya di dalam email seperti dikutip CNBC.
Nvidia sendiri baru saja meluncurkan kartu grafis gaming RTX series pada minggu lalu. Bank of America Merrill Lynch mengatakan perang tarif Trump akan menaikan harga sementara kartu grafis RTX terbaru sebesar 5-10 persen beberapa bulan mendatang.
"Ini bukan waktu tepat untuk NVIDA yang sudah tertekan dengan harga kartu grafis produk RTX terbaru," ucapnya.
Baca Juga : Dampak Perang Dagang AS vs Tiongkok Bikin Harga iPhone Makin Mahal