Find Us On Social Media :

CEO Apple: Jangan Percaya Perusahaan yang Minta Data Pengguna

By Adam Rizal, Minggu, 7 Oktober 2018 | 11:00 WIB

Tim Cook (CEO Apple)

CEO Apple, Tim Cook memang dikenal sangat getol melindungi privasi data pengguna, di mana beberapa perusahaan teknologi kerap menyalahgunakannya.

Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan bahwa apa yang diiming-imingkan perusahaan teknologi soal data privasi, hanya omong kosong belaka.

"Narasi yang digunakan perusahaan untuk meyakinkan (pengguna) adalah, 'saya harus mengambil semua data Anda untuk membuat layanan lebih baik lagi'. Tapi, jangan percaya mereka," papar Cook.

Cook memang tidak membeberkan perusahaan mana yang dimaksud. Namun seperti diketahui, Facebook dan Google menjadi dua perusahaan teknologi yang memanfaatkan data pengguna untuk tujuan iklan, di mana hal itu menjadi sumber pemasukan terbesar mereka.

"Siapa pun yang mengatakan itu adalah omong kosong," lanjut Cook.

Beberapa perusahaan teknologi raksasa, terutama yang menyediakan layanan secara cuma-cuma, diketahui bekerja sama dengan pihak ketiga untuk membagikan data pengguna.

Cook seringkali menyoroti soal privasi data pengguna yang dijadikan alat jualan bagi para pengiklan.

Saat skandal Cambridge Analytica yang melanda Facebook mencuat, Cook ikut mengomentari sistem monetisasi Facebook.

Ia mengritik layanan gratis sejatinya tidak benar-benar gratis, melainkan menukar histori pencarian dan data lain pengguna. Idealisme Cook terhadap privasi data pengguna, juga berlaku di perusahaan yang ia pimpin.

Apple dikenal sangat ketat terkait data pengguna. Hardware yang dipasang membuat produk Apple susah disusupi untuk mengais informasi pengguna oleh pihak luar. Bahkan Apple sendiri kesusahan membobol enkripsi data platformnya.

Berbeda dengan Apple, Facebook dan Google sedang menjadi sorotan terkait data pengguna yang dimanfaatkan untuk mendulang keuntungan. Tahun 2017 lalu, Facebook sendiri sesumbar jika 98 persen pemasukan berasal dari iklan.

Sementara Google, menurut laporan dari Associated Press (AP) dan Princeton University yang dirilis Agustus 2018 lalu, mengatakan jika perusahaan search engine ini adalah perusahaan periklanan digital terbesar.