Find Us On Social Media :

Mengintip Isi "Kamar Perang" Facebook untuk Berantas Konten Hoaks

By Adam Rizal, Selasa, 23 Oktober 2018 | 06:00 WIB

Ilustrasi ruang War Room Facebook

Warga Amerika Serikat akan menyambut pemilihan umum paruh waktu (midterm election), pada awal November mendatang.

Seperti sebelum-sebelumnya, kabar bohong alias hoaks diperkirakan banyak beredar di media sosial.

Menyadari hal tersebut, Facebook selaku pengelola media sosial terbesar di dunia baru-baru ini membuat sebuah War Room (kamar perang) atau ruang kendali untuk memantau penyebaran kabar hoaks di jejaringnya.

War Room dibuat untuk mengidentifikasi kabar palsu dan langsung mematikannya. Bentuknya benar-benar sebuah ruangan tanpa jendela. Isinya dipadati aneka komputer dan monitor berukuran besar.

War Room yang berlokasi di Menlo Park, California ini diawaki oleh orang-orang yang kompeten dalam memantau konten seperti intelijen, teknisi perangkat lunak, data science, hukum, kebijakan pemerintah, dan lain-lain.

Orang-orang tersebut akan bekerja 24 jam untuk memantau konten yang berseliweran di Facebook. Dengan demikian, isu yang muncul bisa langsung ditindak oleh para ahli secara gotong royong.

Bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia pun mulai masuk ke dalam tahun politik. Pada 2019 mendatang, warga Tanah Air akan melaksanakan Pemilihan Presiden. Lantas apakah War Room juga akan dibuat khusus di Indonesia?

Menurut Putri Dewanti, Communication Lead Facebook Indonesia, sampai saat Facebook Indonesia belum berencana apakah War Room ini akan dibuat di Indonesia.

"War Room belum tahu. Masih roll out di luar, belum sampai sini," kata Putri.

Ia pun tak berkomentar banyak soal ini. Pasalnya War Room sendiri masih baru hadir di dua negara yakni Amerika Serikat dan Brazil. "Belum tahu, soalnya baru di Amerika Serikat dan Brazil," imbuhnya.

Rancangan dua tahun War Room atau ruang kendali ini sendiri disebut merupakan hasil rancangan selama hampir dua tahun lamanya. Samidh Chakrabarti, Director of Product Management, Civic Engagement Facebook mengatakan bahwa ini adalah salah satu upaya Facebook untuk mencegah penyebarluasan berita palsu dan fitnah.