Nilai kekayaan Mark Zuckerberg (CEO Facebook) harus anjlok USD17,3 miliar atau sekitar Rp252,7 miliar pada tahun ini karena skandal yang menerpa dan mencoreng citra Facebook sehingga berdampak kepada nilai sahamnya.
Nilai saham Facebook turun 3 persen menjadi USD 139,53 atau sekitar Rp2 jutaan perlembarnya, terendah sejak April 2017.
Dampaknya, Zuckerberg tidak lagi menjabat sebagai orang terkaya nomor tiga di dunia dan merosot di posisi keenam seperti dikutip Fox Business.
Menurut Bloomberg Billionaire Index, Zuckerberg jadi orang terkaya nomor enam. Padahal, tadinya posisinya di bawah Jeff Bezos dan Bill Gates yang merupakan orang terkaya nomor satu dan dua di dunia.
The New York Times menerbitkan laporan dugaan bahwa Facebook menunda, membelokkan, dan menyangkal tiap pemeriksaan atas disinformasi Rusia yang tersebar luas dan meningkatkan ujaran kebencian di platform tersebut.
Facebook pun membantah tudingan bahwa Facebook tidak cepat mengatasi berita palsu yang terus berkembang.
Facebook memang sedang berjuang untuk memulihkan nama baiknya karena jejaring sosial itu mendapatkan banyak kritik terkait upayanya menangani keterlibatan Rusia dalam pemilu AS 2016 hingga skandal Cambridge Analytica
Mundur dari Chairman
Zuckerberg juga diminta turun dari posisinya sebagai Chairman Facebook oleh para investor. Salah satu investor, Jonas Kron, yang berinvestasi 8,5 juta pound sterling di Facebook meminta Zuck untuk hengkang dari posisinya.
"Facebook berlaku layaknya perusahaan spesial. Padahal tidak. Facebook adalah perusahaan, dan perusahaan perlu memisahkan jabatan chairman dan CEO," kata Kron.
Zuck memang diketahui memegang kontrol yag tinggi terhadap bisnis Facebook karena peran gabungan yang diembannya. Karena kepemilikan sahamnya, suara Zuck mewakili 60 persen power saat voting berlangsung.
Salah satu perusahaan investor Facebook Julie Goodridge yang memiliki 50 ribu lembar saham di Facebook mengatakan upaya penggulingan Zuckerberg dari posisi chairman merupakan hal konyol.
"Saya tak bisa membayangkan, menunjuk seseorang yang ada di bawah manajemen Facebook untuk meninjau para manajemen tingkat atas. Mungkinkah orang itu bisa melebihi kapasitas Zuckerberg, Sandberg, Peter Thiel, dan anggota dewan lainnya?," tuturnya.
Sekadar diketahui, di perusahaan teknologi yang bermarkas di Silicon Valley, jabatan ganda sebagai CEO dan Chairman merupakan hal yang biasa.
Pasalnya, perusahaan teknologi acapkali mengizinkan founder-nya mengontrol bisnis secara penuh, bahkan setelah perusahaan go public.
Elon Musk contohnya, memegang kedua jabatan tersebut di Tesla. Setidaknya ini terjadi hingga adanya perjanjian dengan US Securities and Exchange Commission pada Oktober lalu.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR