Tak hanya itu, Stories juga dapat memperluas koneksi mahasiswa di ranah lapangan kerja dan serta-merta meningkatkan kemungkinan mendapatkan pekerjaan.
"Stories yang dibuat mahasiswa di LinkedIn akan membantu memperluas jaringan profesionalnya serta meningkatkan potensi untuk mendapatkan kerja." ungkap pihak LinkedIn.
Dengan kata lain, para headhunters atau HRD, dapat dengan mudah menelisik calon pekerja dengan video Stories LinkedIn sebagai referensinya.
Kendati demikian, walaupun unggul dari sosial media lain dengan Stories yang dapat tahan hingga tujuh hari, fitur tersebut hanya dapat dinikmati oleh mahasiswa saja, dan itupun di AS.
Belum diketahui kapan resminya diluncurkan kepada mahasiswa atau khalayak umum, sebagaimana dikutip TechCrunch.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR