Ekonomi digital Indonesia diprediksi akan tumbuh empat kali lipat pada tahun 2025, mencapai angka 100 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.448 triliun).
Proyeksi tersebut disampaikan Google dalam laporannya bersama Temasek di Jakarta.
Dengan nilai sebesar itu pada 2025, ekonomi digital Indonesia disebut merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.
Menurut Randy Jusuf, Managing Director Google Indonesia, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia akan didorong oleh sektor e-commerce, ride hailing, dan online media.
"Dari sisi Indonesia, tiga tahun lagi yang paling besar adalah online travel, e-commerce, dan ride hailing seperti Go-Jek dan Grab," papar Randy di kantor Google Indonesia.
Perluasan layanan yang ditawarkan ride-hailing seperti pesan antar makanan, disebut Randy cukup membantu pertumbuhan di sektor ini di Indonesia.
Tahun 2018, menurut Randy, ride-hailing di Indonesia mendulang angka 3,7 miliar dollar AS (sekitar Rp 53 triliun), diprediksi mencapai 14 miliar dollar AS (sekitar Rp 203 triliun).
Menurut catatan Google dan Tamasek, pertumbuhan sektor e-commerce Indonesia tahun ini mencapai 12,2 miliar dollar AS (sekitar Rp 176 triliun).
Pada 2025, angkanya diprediksi akan melambung hingga 53 miliar dollar AS (sekitar Rp 768 triliun).
Sementara, pertumbuhan sektor online media yang mencakup gaming, iklan, streaming video dan musik, di tahun 2018 mencapai angka 2,7 miliar dollar AS (sekitar Rp 39 triliun) dan diprediksi tumbuh mencapai 8 miliar dollar AS (sekitar Rp 115,9 triliun) pada 2025.
Randy menambahkan, sektor online travel juga cukup menjanjikan. Terlebih, mengingat salah satu startup online travel berhasil menjadi unicorn (memiliki valuasi di atas 1 miliar dollar AS).
"Untuk travel penetrasinya sudah lebih lumayan, lebih berkembang. Di seluruh Asia Tenggara, 41 persen sudah melakukan pemesanan melalui online travel," papar Randy.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR