Kredibilitas Facebook makin hancur lantaran Facebook terbukti mengumpulkan dan memakai data-data pengguna Facebook secara masif. Hal itu terungkap dari sebuah dokumen email Internal Facebook yang disita Parlemen Inggris.
Dokumen itu mengungkapkan Facebook telah melakukan praktik pengumpulan log panggilan dan SMS (log scraping) milik pengguna smartphone Android tanpa seizin pegguna.
Padahal, para pengguna tidak pernah memberikan izin kepada jejaring sosial Facebook untuk mengambil data tersebut.
Tentunya, Facebook menyangkal kalau mereka melakukan log scraping tanpa izin dan Facebook telah menyediakan alat untuk ke luar dari opsi tersebut.
Berdasarkan laporan yang sama, Facebook juga diduga telah merencanakan adanya fitur opt-in log scraping.
Fitur itu mengharuskan pengguna memberikan izin ke Facebook untuk mengambil log panggilan dan SMS. Fitur itu akan aktif ketika pengguna meng-update aplikasi Facebook lewat Google Play.
Sekadar diketahui, log scraping sebenarnya dirancang untuk meningkatkan fitur bernama "People You May Know" di Facebook.
Fitur itu memberi saran pertemanan dengan pengguna lain yang dianggap potensial lantaran si pengguna memiliki nomor kontak mereka.
Masih di dalam dokumen yang sama, CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan harga data seorang pengguna cuma USD 0,10 alias 10 sen (Rp 1.456). Tidak hanya itu, dengan harga yang teramat murah itu, para pemgembang juga bisa mengakses daftar teman dan informasi personal milik pengguna.
"Masuk dengan Facebook selalu gratis. Namun, membaca apapun, termasuk (daftar) teman, bisa menghasilkan banyak uang. Mungkin dengan bayaran US$ 0,10 per pengguna per tahunnya," katanya seperti dikutip BBC.
Zuckerberg mengatakan, para developer bisa membayar biaya itu langsung pada Facebook.
"Secara default mereka bisa menutupi biaya tersebut dengan membeli iklan di jejaring sosial mereka, menjalankan iklan dari aplikasi mereka, menggunakan sistem pembayaran mereka, atau menjual items di tokonya," kata Zuckerberg.
Sekadar diketahui, informasi internal ini merupakan bagian dari dokumen yang disita oleh parlemen Inggris dari pembesut aplikasi Facebook Six4Maker, bulan lalu.
Anggota parlemen Damian Collins menyebut, perintah untuk penyitaan dokumen internal ini diterbitkan setelah orang nomor satu di Facebook itu menolak memberikan keterangan jelas tentang masalah penyalahgunaan data jutaan pengguna Facebook dalam kasus Cambridge Analytica.
Source | : | BBC |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR