Sebagai bagian dari Gerakan Menuju 100 Smart City, Kabupaten Boyolali ingin menunjukkan identitas mereka sebagai kabupaten penghasil susu. Hal ini dilakukan dengan Simapi (Sistem Informasi Sapi) yang merupakan sistem informasi terkait sapi.
“Simapi ini bisa dianalogikan sebagai KTP-nya sapi” Abdul Rahman (Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Boyolali.
Abdul Rahman menyebut, saat ini di Kabupaten Boyolali ada 9000 komunitas yang masing-masing mengelola ratusan ekor sapi. Dengan jumlah sebesar itu, dibutuhkan sistem yang bisa mengelola dan mengumpulkan data sapi secara efektif. Karena itulah bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Perikanan, Diskominfo Kabupaten Boyolali mengeluarkan Simapi ini.
“Jadi di tiap sapi tersebut, kami pasang barcode yang menunjukkan identitas sapi” ungkap Abdul Rahman. Informasi yang mencakup banyak hal, seperti nama pemiliknya, umur sapi, produksi susunya, sampai apakah sapi tersebut pernah sakit.
“Jadi peternak atau calon pembeli memiliki data untuk melihat kesehatan sapi, termasuk memberikan perawatan yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas sapi ini” tambah Abdul Rahman.
Selain produk susu, sapi yang ada di Kabupaten Boyolali juga dikonsumsi sebagai daging di Jawa Tengah, seperti Kudus, Semarang, atau Sukoharjo. Ke depan, data dari Simapi ini juga akan diintegrasikan dengan Pemotongan Hewan (RTH) yang ada di seputar Boyolali ini. Jadi sapi pedaging yang diperjualbelikan dapat diketahui sejarah dan kualitasnya.
“Jadi jika saat ini ada oknum yang menyampaikan data dan informasi yang telah dimanipulasi, itu akan hilang dengan sendirinya” tambah Abdul Rahman.
Yang tak kalah penting, citra Kabupaten Boyolali sebagai penghasil susu dan sapi terbaik akan tetap terjaga
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR