Traveloka dikabarkan telah mengakuisisi tiga perusahaan yang bergerak di bidang agen perjalanan online di Asia Tenggara.
Salah satu dari tiga perusahaan tersebut adalah pesaingnya yang berada di Indonesia, yakni Pegipegi.
Ketiga perusahaan itu kabarnya telah diakuisisi ada awal tahun 2018 ini dengan nilai 66,8 juta dollar AS atau lebih dari Rp 900 miliar. Selain Pegipegi, dua perusahaan lainnya adalah MyTour dari Vietnam dan Travelbook dari Filipina.
Sebelum diakuisisi Traveloka, ketiganya merupakan anak perusahaan yang tergabung dalam satu induk yang sama, Recruit Holdings, perusahaan Jepang yang bergerak dalam bidang teknologi SDM seperti dikutip Tech in Asia.
Dalam sebuah pernyataan pada bulan Januari lalu, Recruit Holdings menyatakan bahwa seluruh kepemilikannya atas tiga perusahaan tersebut dialihkan kepada Jet Tech Innovation Ventures Pte Ltd, yang terdaftar di Singapura.
Jet Tech Innovation Ventures Pte Ltd menjadi pemegang saham tunggal dari ketiga perusahaan tersebut. Belakangan, Jet Tech Innovation Ventures Pte Ltd diketahui memiliki keterikatan dengan Traveloka.
Jet Tech Innovation Ventures Pte Ltd, yang didirikan pada 2017 lalu ditengarai dimiliki oleh Traveloka. Sehingga secara tak langsung, saham Pegipegi, MyTour dan Travelbook dimiliki oleh Traveloka.
Ketiga perusahaan ini sejatinya dilaporkan mengalami penurunan laba sedalam periode 2014-2016. Laba Pegipegi dilaporkan turun hingga 94 persen dari tahun 2015 ke 2016.
Sementara MyTour dan Travelbook mengalami kerugian lebih dari 2 juta dollar AS pada 2016 lalu.
Kendati demikian belum ada respon resmi dari Traveloka terkait kabar akuisisi ini. Dengan akuisisi ini, Traveloka dapat meraup pangsa pasar yang lebih besar khususnya di Asia Tenggara. Pegipegi sendiri saat ini berada di posisi tiga penyedia layanan pemesanan tiket di Indonesia.
Traveloka tentu saja nomor satu, sementara nomor dua diduduki Tiket.com yang dua tahun lalu diakuisisi Blibli.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR