Saat ditanya kepantasan ber-selfie di depan lokasi bencana atau mayat, Solihat menjawab, "Tergantung dari niatnya. Jika ber-selfie untuk pamer, jangan. Tapi kalau untuk berbagi kesedihan dengan orang lain, oke saja."
Sayangnya, dari berbagai gambar yang dijepret oleh jurnalis The Guardian Jamie Fullerton, tak terlihat bahwa orang-orang ber-selfie sambil menunjukkan kesedihan mereka.
Sementara itu, pemilik mobil SUV yang mobilnya rusak, Bahrudin, mengaku kecewa dengan para pecinta selfie yang jauh-jauh datang ke desanya. Pria yang jadi ketua petani lokal ini berdiri di kubangan air dengan boot-nya.
Bahrudin mengaku kecewa saat ditanya bagaimana perasaannya melihat lokasi bencana jadi populer di media sosial.
Seorang gadis 18 tahun dari Jawa Tengah, Valentina Anastasia mengaku tidak kecewa harus datang jauh-jauh dari Jakarta berkendara dengan mobil selama tiga jam.
"Saya ingin melihat lokasi bencana, kerusakannya, dan orang-orang yang terdampak," katanya kepada The Guardian.
Saat ditanya berapa banyak foto selfie yang diambil, dia malah tersenyum. "Banyak. Untuk media sosial dan grup WhatsApp," katanya.
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR