Salah satu pemain lama di dunia e-commerce lokal Bhinneka sudah mempersiapkan diri untuk melantai di bursa (IPO) sejak lama tetapi Bhinneka enggan melakukannya pada tahun ini.
"Kalau tahun ini, sepertinya masih tahun politik ya, sepertinya bukan waktu tepat untuk go public," kata Hendrik Tio (CEO Bhinneka).
Hendrik menyatakan Bhinneka sudah mendaftar ke Bursa Efek Indonesia (IDX) tahun lalu dan sudah mendapat persetujuan dan lulus uji coba. Bhinneka sudah memenuhi persyaratan untuk IPO sehingga tidak melihat ada kendala, terutama dari segi finansial. Namun, Bhinneka masih sedang menunggu waktu yang tepat untuk masuk ke bursa.
"Mungkin 2-3 tahun ke depan," kata Hendrik.
Bhinneka mencatat pertumbuhan yang konsisten sebesar dua digit dan pertumbuhannya mencapai 40 persen selama lima tahun belakangan.
Saat ini Bhinneka memiliki unit bisnis di sektor untuk konsumen (B2C), bisnis ke bisnis (B2B) dan untuk pemerintahan atau B2G.
Dari ketiga sektor tersebut, sektor B2G memberikan kontribusi terbesar yang mengambil porsi 50 persen, B2B sebesar 30 persen dan B2C 20 persen.
Jika dilihat dari segi pertumbuhan, perusahaan yang sudah 25 tahun berdiri itu melihat yang lebih cepat adalah B2B, begitu juga dengan B2C yang diperkirakan akan terus tumbuh.
Untuk sektor konsumen, mereka memiliki situs Bhinneka.com yang menyediakan produk-produk elektronik, terintegrasi dengan dengan toko fisik mereka yang tersebar di beberapa tempat di Jakarta dan sekitarnya serta Surabaya.
Menunggu pendanaan seri C
Seiring dengan penundaan perusahaan untuk go public, Hendri menuturkan saat ini pihaknya fokus untuk menambah pendanaan. Meski ia tak secara gamblang mengatakan berapa besar dana yang dibutuhkan sebelum mulai melantai di bursa saham.
"(Kita butuh pendanaan di) seri C mungkin. Kita tidak ingin menyatakan [berapa] dulu karena kami ingin mencoba mendapatkan yang [investor] baik untuk Bhinneka," ucapnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR