Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army) sedang mengembangkan sistem persenjataaan canggih berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mengalahkan rival-rivalnya yaitu Rusia dan Tiongkok.
Militer AS beralasan hanya dengan senjata canggih berbasis AI lah, AS bisa mengalahkan Rusia dan Tiongkok.
Sebelumnya, Militer AS masih ragu-ragu mengembangkan senjata AI karena masih melibatkan manusia dalam pengambilan keputusan sebelum melakukan serangan mematikan.
Hal itu sangat menggangu karena menghalangi kemampuan AD AS untuk menggunakan AI.
"Orang-orang khawatir dengan keberadaan sistem AI yang mengontrol senjata, dan ada batasan terhadap apa yang kami bisa lakukan dengan AI," kata Bruce Jette (Assistant Secretary untuk Army for Acquisitions, Logistics and Technology) seperti dikutip Military.
Jette menggambarkan Jika Anda menembakkan sejumlah artileri ke saya, dan saya bisa menembak jatuh peluru artileri tersebut tapi saya membutuhkan manusia (untuk menyetujui) setiap tembakan itu, maka manusia yang dibutuhkan akan sangat banyak supaya beroperasi dengan cepat.
"Jika AI tidak bisa dilibatkan untuk mengatur sistem persenjataan secara benar, maka kami akan kalah," ucapnya.
Saat ini ASAALT sedang mengembangkan Army Futures Command (AFC) yang berfungsi untuk mencari jalur yang tepat untuk penggunaan AI di medan perang.
AFC pun bertanggung jawab dalam pengembangan AI untuk AD AS. ASAALT pun memiliki tempat penelitian AI di Carnegie Mellon University, yang menjadi tempat pengembangan AI tersebut.
"Kami tengah mencoba untuk membangun arsitektur AI yang mampu bertahan dan bisa memfasilitasi kemampuan kami utnuk mengalokasikan sumber daya dan melakukan penelitian serta menanamkan kemampuan AI di seluruh kekuatan (persenjataan)," tutup Jette.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR