Mark Zuckerberg (CEO Facebook) berencana mengintegrasikan layanan media sosialnya seperti Messenger, WhatsApp dan Instagram karena integrasi layanan media sosialnya dapat memberikan banyak manfaat kepada penggunanya.
Zuck beralasan tahun ini adalah waktu yang tepat untuk menggabungkan layanan media sosialnya karena jumlah pengguna WhatsApp dan Instagram yang banyak bahkan mengalahkan kepopuleran Facebook sebagai perusahaan induknya.
Namun, keinginan Zuckerberg itu akan menuai beberapa pro dan kontra dari beberapa pihak termasuk dari karyawannya sendiri.
Apalagi, Zuckerberg pernah berjanji untuk tidak menyatukan layanan WhatsApp, Instagram dan Facebook Messenger serta membuatnya menjadi perusahaan independen.
"Zuckerberg memikirkan ide itu berbulan-bulan dan mulai mempromosikannya lebih intensif ke para karyawan di akhir 2018," kata sang sumber seperti dikutip New York Times.
Jika diruntut, campur tangan Facebook yang berlebihan pada WhatsApp membuat kedua pendirinya, Jan Koum dan Brian Acton memutuskan mundur. Kemudian giliran duet pencetus Instagram, Mike Krieger dan Kevin Systrom, hengkang dari Facebook tahun silam.
Tak sedikit, karyawan mengkritik gagasan Zuckerberg mengintegrasikan layanan messaging tersebut, terutama mereka yang bekerja di WhatsApp.
"Lusinan pegawai WhatsApp melawan Zuckerberg soal rencana integrasi dalam pesan internal dan dalam meeting yang dilakukan pada bulan Desember," sebut New York Times.
Tampaknya, bos Faceook itu tetap akan menjalankan rencananya tersebut supaya membuat pemakai WhatsApp, Instagram dan Facebook Messenger bisa saling berkirim pesan.
Terintegrasi Jadi Satu
Nantinya, ketiga layanan Facebook itu dapat saling terhubung dan bisa berkirim pesan satu sama lain.
Untungnya, Facebook memastikan ketiga aplikasi itu akan terus ada dan beroperasi sebagai aplikasi mandiri dan semua aplikasi itu akan menyediakan fitur pesan enkripsi end-to-end untuk menjamin keamanan.
Source | : | Android Authority,New York Times |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR