Jika tiga tahun lalu “Pokemon Go” membuat kita enggan diam di rumah, maka kini era “Player Unknown’s Battlegrounds” ( PUBG) mengajak kita "bersilaturahmi" melalui adu tembak-tembakan virtual.
Game bergenre battle royale tersebut begitu diminati, hingga dinobatkan sebagai “Game of the Year 2018” oleh platform distribusi game digital, Steam.
Popularitas PUBG bisa dilihat kasat mata, di kantin-kantin perkantoran, basement parkiran mall-mall metropolitan, hingga pinggiran trotoar jalan dan pangkalan ojek.
Sekelompok orang merunduk menjajal ponselnya secara lanskap, lantas mengoceh satu sama lain tentang musuh bersama mereka di layar ponsel. Tawa canda sesekali diselipkan umpatan kekalahan.
PUBG seakan menjadi oase di tengah jenuhnya rutinitas pekerjaan, menghilangkan sekat yang kaku antar-pekerja. Sebuah studi dari Brigham Young University bahkan menyebut PUBG bisa meningkatkan produktivitas kerja dalam tim.
Pasalnya, tim kerja yang solid butuh suasana komunikasi yang terbuka dan menyenangkan. Selama ini perusahaan menjembataninya lewat aktivitas “team building”, tetapi PUBG terbukti lebih efektif.
Bukan cuma diganjar Steam Awards, PUBG juga mendapat beberapa pengakuan lainnya. Pada akhir 2018, platorm konten digital Google Play memberikan tiga penghargaan sekaligus untuk PUBG.
Masing-masing adalah “Best Game”, “Most Competitive Title”, dan “Fan Favourite”. Hal ini diumbar melalui Page Facebook PUBG Indonesia.
Desember lalu, diketahui pemain PUBG versi mobile sudah lebih dari 200 juta dengan 30 juta orang yang aktif setiap harinya.
Angka itu belum termasuk pemain yang berasal dari China, serta pemain yang menggunakan platform semacam Xbox, PC, dan PS4.
Jumlah keseluruhan pemain PUBG terakhir kali diumbar pada Juli 2018, yakni 400 juta di seluruh dunia dan lintas platform. Saat ini angka itu bisa jadi berlipat ganda.
Namun, seperti setiap hal lain yang pernah mencapai puncak, akan ada saatnya injak tanah kembali. PUBG pun hampir pasti mengalami fase serupa, meski saat ini agaknya terlalu dini untuk memikirkan masyarakat jenuh dengan game tersebut.
Selain PUBG sebagai “Game of the Year”, Steam Awards juga membagikan penghargaan untuk tujuh nominasi lainnya. Masing-masing adalah “The Elder Scrolls V: Skyrim VR” (VR Game of the Year), “Grand Theft Auto V” (Labor of Love), “CD Projekt Red” (Best Developer), “The Witcher 3: Wild Hunt” (Best Environment), “Tom Clancy’s Raibow Six Siege” (Better with Friends), dan “Assassin’s Creed Odyssey” (Best Alternate History).
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR