Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) akan memasang sensor Honeynet yang merata di Indonesia untuk mendeteksi dini serangan siber di masa depan.
Saat ini, sensor Honeynet yang sudah tersebar di enam provinsi dengan jumlah 21 unit.
Karena itu, BSSN akan bekerjasama dengan Honeynet bakal menambah jumlah sensor Honeypot hingga tersedia merata di 34 provinsi seluruh Indonesia dalam waktu tiga tahun ke depan.
Honeynet merupakan sistem yang dirancang oleh Honeynet untuk menjebak penyerang atau hacker.
Honeynet akan merekam interaksi penyerang sebagai sumber informasi untuk mempelajari teknik yang dipakai.
"Dengan sistem deteksi dini serangan siber ini maka kerugian yang mungkin terjadi dapat dihindari," tutur Direktur Deteksi dan Ancaman BSSN, Sulistyo saat acara cyber forum di Jakarta.
Sulistyo menuturkan BSSN juga akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai cara kerja malware atau sistem berbahaya. Penelitian itu juga didukung ratusan relawan yang ikut serta. Rencananya, sensor ini akan disematkan di beberapa tempat, seperti kantor pemerintah daerah atau universitas. Namun, untuk lokasi di tiap-tiap wilayah masih akan dipetakan lebih dulu.
"Selain universitas dan pemerintah daerah, kami juga akan menaruhnya di Internet Service Provider (ISP), sehingga ada penyerangan dapat terdeteksi. Tujuannya sekali lagi agar saat ada serangan bisa kita antisipasi," tutur Indonesia Honeynet Project Chapter Lead Charles Lim.
Lim mengatakan saat ini pemerintah Indonesia saat ini sudah mulai sadar dengan proteksi terhadap serangan siber. Kesadaran itu membuat pemerintah Indonesia untuk mengalokasi dana yang lebih banyak untuk menjamin pendeteksian dini serangan siber, terlebih untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital.
"Saat ini Indonesia masih ketinggalan dengan negara lain, seperti Taiwan. Alasannya, negara kecil seperti Taiwan kini memiliki 6.000 sensor untuk deteksi serangan siber," pungkasnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR