Pemerintah Rusia akan segera melakukan uji coba pemutusan koneksi internet di negara tersebut. Hal ini dilakukan untuk melihat kesiapan infrastruktur Rusia jika terjadi perang yang menyebabkan jaringan internet terputus.
Saat periode uji coba tersebut, semua ISP (Internet Service Provider) di Rusia akan mengalihkan lalu-lintas data ke internet exchange point yang dikontrol Roskomnadzor, institusi pemerintah Rusia yang mengatur soal telekomunikasi.
Media Rusia menyebut, rencana ini akan dilakukan sebelum 1 April 2019 ini.
Sejak tahun 2017, Pemerintah Rusia memang serius melihat isu “kemandirian” internet ini. German Klimenko, salah satu penasehat terdekat Vladimir Putin, menyebut kontrol jaringan internet berada di AS dan sekutunya. Bagi Rusia, yang notabene memiliki hubungan kurang harmonis dengan AS, hal ini menimbulkan risiko tersendiri. Jika ketegangan antara AS-Rusia memuncak, Rusia harus menanggung resiko terganggunya seluruh kegiatan pemerintahan dan bisnis. Putin pun pernah menyebut internet sebagai “CIA Project”.
Pemerintahan Rusia mematok target, pada tahun 2020, 95% koneksi internet di Rusia akan terjadi di dalam Rusia. Mereka juga sudah memiliki DNS (Domain Name System, sistem penunjuk arah jaringan internet) lokal yang tetap berfungsi jika sewaktu-waktu DNS global terputus.
Baca juga: Mengenal Beidou, Teknologi GPS milik China
Akan tetapi, rencana bukannya tanpa kritik. Pihak ISP mengeluh, menata ulang rute jaringan ke satu titik lokal membutuhkan investasi yang tak sedikit. Situs berita Rusia RBC menyebut, biaya yang dibutuhkan ISP bisa mencapai 134 miliar Rubble atau sekitar Rp.28,7 triliun. Belum lagi tuntutan dari Roskomnadzor yang meminta ISP untuk menampilkan traffic routing secara real-time; satu hal yang secara teknologi tidak mungkin.
Sentralisasi koneksi internet ini dikhawatirkan juga akan seperti Great Firewall di China. Seperti Anda tahu, Pemerintah China juga melakukan sentralisasi jaringan internet sehingga dapat memblokir situs dan konten yang dianggap membahayakan kestabilan politik di negara tirai bambu tersebut. Dengan melakukan sentralisasi seperti China, Pemerintah Rusia akan memiliki kontrol lebih ketat terhadap kegiatan digital warganya.
Terlepas dari kontroversi itu, industri internet di Rusia sebenarnya memang berpusat di lokal. Untuk search engine, mereka memiliki Yandex yang merupakan situs paling populer di Rusia (Google hanya urutan ke 8). Sedangkan untuk media sosial, Rusia memiliki VK.com (Instagram berada di urutan 9, sementara Facebook di urutan 12).
Artinya jika suatu hari internet ke Rusia terputus, kehidupan berinternet mereka sebenarnya tidak banyak terganggu.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR