Pada kuartal terakhir 2018, OnePlus berhasil masuk ke jejeran lima besar (Top 5) vendor smartphone terkuat di Amerika Serikat, khususnys untuk produk dengan rentang harga di atas 500 dollar AS (Rp 7 jutaan).
Menurut data firma riset pasar IDC, OnePlus berada di posisi kelima, di belakang LG, Google, Samsung, dan Apple. Pencapaian ini tak lepas dari upaya OnePlus dalam merilis smartphone berkualitas.
Lini produk OnePlus 6 dan OnePlus 6T diganjar pujian bertubi-tubi dari media massa dan reviewer kawakan. OnePlus 6T bahkan dinobatkan sebagai produk rasa flagship tanpa bikin kantong bolong atau istilahnya flagship killer.
“Sudah lima tahun sejak kami memperkenalkan ponsel perdana OnePlus di Amerika Serikat yang hanya dijajakan secara online,” kata CEO OnePlus, Pete Lau, sebagaimana dihimpun Digital Trends.
Di 2018, OnePlus melangkah lebih jauh dari segi bisnis, dengan mengekspansi channel penjualannya.
Tak cuma ditawarkan secara online, tetapi juga di toko-toko fisik berkat kerja sama dengan operator telekomunikasi T-Mobile dan Verizon.
“Kami bangga dengan perjalanan kami hingga sekarang, dan bersemangat menyongsong masa depan,” kata Pete Lau.
OnePlus sempat hadir di Indonesia beberapa tahun lalu, namun kemudian memutuskan untuk hengkang.
Sebabnya diduga karena OnePlus tidak mampu memenuhi persyaratan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 30 persen.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR