Belanja IoT (internet of things) di dunia diperkirakan oleh IDC akan meningkat pada tahun 2019 ini. Bila pada tahun 2018, besarnya belanja IoT di dunia adalah US$646 miliar, pada tahun 2019 belanja tersebut diprediksi akan menjadi sebanyak US$745 miliar. Dengan kata lain terdapat peningkatan sekitar 15,4%. Pada tahun 2019 tersebut, IDC juga memperkirakan Kawasan Asia Pacific di luar Jepang alias APEJ (Asia Pacific excluding Japan) akan menjadi pembelanja IoT terbesar di dunia.
"Internet of things di Asia/Pacific (di luar Jepang) terus bertumbuh secara stabil sejalan dengan pemerintah, kota, dan perusahaan bergerak dari proof of concept dan pengujian ke proses pemasangan untuk digunakan sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, membangun infrastruktur smart city, mengambil kesempatan terhadap teknologi baru (misalnya software-defined networking, generasi berikutnya automasi industri, deep learning, akses mobile edge dan 5G mobile dan 5G fixed wireless), dan merangkul transformasi digital," ujar Hugh Ujhazy (Associate Vice President for IoT and Telecommunications, IDC Asia/Pacific).
Besarnya porsi belanja IoT APEJ pada tahun 2019 ini diprediksi sebanyak 36,9%. Merujuk pada tahun 2018, negara APEJ yang menjadi pembelanja IoT terbesar adalah Cina, diikuti dengan Korea Selatan, lalu India. Adapun tempat kedua yang diprediksikan menjadi pembelanja IoT tertinggi kedua di dunia pada tahun 2019 adalah Amerika Serikat dan Eropa Barat dengan 26,1%.
Besarnya belanja IoT Korea Selatan yang notabene memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih sedikit dari Cina dan India bukanlah hal yang mengejutkan. Besarnya belanja IoT per kapita di berbagai negara APEJ memang tidak seragam.
"Pengeluaran per kapita untuk IoT di negara-negara APEJ cukup bervariasi, hal ini utamanya berhubungan dengan demografi, penetrasi broadband, cakupan dan kapasitas dari infrastruktur negara tersebut, termasuk telekomunikasi, kemodernan gedung-gedung komersial, demografi perusahaan, jalan raya, serta distribusi listrik/gas/air," sebut Ashutosh Bisht (Senior Research Manager, IDC).
Layanan IoT Sendiri merupakan kategori teknologi terbesar di tahun 2018. Belanja untuk layanan IoT ini memiliki nilai sebesar US$83,5 miliar pada tahun 2018, yang mencakup IT tradisional dan jasa instalasi maupun perangkat-perangkat nontradisional dan jasa operasional. Sementara pengeluaran untuk hardware IoT sedikit lebih kecil dengan nilai sebanyak US$78,4 miliar. Sebagian besar belanja hardware IoT ini merupakan belanja untuk modul/sensor. Adapun belanja untuk software IoT bernilai sebesar US$43,3 miliar.
Pertumbuhan belanja IoT di dunia pun diprediksi terus terjadi dengan besaran pertumbuhan setiap tahunnya sebanyak dua digit persen, setidaknya sampai tahun 2022. Diperkirakan pada tahun 2022 itu belanja IoT di dunia akan menembus angka US$1 triliun.