Akhir-akhir ini, aplikasi berbasis percakapan chatbot mulai menjadi tren di pasar enterprise Indonesia dan perusahaan berlomba-lomba untuk menghadirkan layanan chatbot di platformnya.
Aplikasi chatbot mampu menjawab tuntutan pelanggan yang terus meningkat, mengingat sebagian besar pelanggan sudah melek teknologi.
Apalagi, masyarakat Indonesia sudah menggunakan aplikasi pesan WhatsApp untuk berkomunikasi daripada melakukan telepon.
Sonny Hastomo, CEO PT Inmotion Inovasi Teknologi (InMotion) mengatakan chatbot memiliki peluang bisnis yang besar di Indonesia karena perusahaan-perusahaan sudah melirik chatbot mampu meningkatkan brand penjualan dan pelayanan mereka.
Apalagi, pelanggan menginginkan solusi yang cepat dan mudah melalui perangkat teknologi yang ada digenggamannya.
"Chatbot mampu meningkatkan efisiensi perusahaan karena mampu melakukan tugas customer service. Sebesar 70 persen pertanyaan awal pelanggan selalu sama dan ini bisa dilakukan chatbot," katanya di sela-sela peluncuran chatbot Toyota Auto2000 di Jakarta.
Potensi lainnya, saat ini pelanggan menginginkan solusi atau jawaban yang cepat, mudah dan sederhana yang datang dari ponsel mereka. Aplikasi chatbot pun mampu menjawab kebutuhan tersebut.
"Tren ke depan, semuanya sudah otomasi dan peluang chabot sungguh besar," ucapnya.
Sonny mengatakan ada perubahan tren teknologi dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2000-2010, tren website dan aplikasi web mulai menjangkit perusahaan-perusahaan.
Kemudian, tren aplikasi mobile mulai "booming" pada 2010-2020. Aplikasi chatbot akan memegang peranan penting pada 2020-2030 nanti.
"Ada perubahan tren setiap 10 tahun sekali, mulai dari website, aplikasi mobile dan nanti chatbot," ucapnya.
Saat ini 3Dolphins fokus mengincar pasar chatbot enterprise di Indonesia dan sudah memiliki pelanggan dari sektor pemerintah, otomotif, perbankan, dan hospitality. Jumlah pertumbuhan bisnis 3Dolphins pun meningkat 450 persen dibanding tahun lalu.
"Kami akan punya kantor baru tahun ini, jumlah pegawai pun meningkat 50 persen. Kami akan terus menggarap sektor-sektor baru," pungkasnya.
Tasia
Dealer Toyota Auto2000 meluncurkan layanan berbasis chating melalui teknologi asisten virtual (chatbot) bernama Tasia. Chatbot Tasia itu sendiri dibuat oleh 3Dolphins selama 3 bulan.
Tentunya, layanan chatbot Tasia itu akan membantu pelanggan untuk membeli mobil. Tasia memiliki kemampuan percakapan natural di dalam aplikasi pesan singkat atas bantuan artificial intelligent (Al) terkait dengan beberapa kecakapan penting, seperti fast response, sehingga chatbot dapat dengan cepat membalas pesan.
Tasia mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang luwes dan dapat merespon jawaban pelanggan dengan cepat dan siap setiap saat.
Tasia sendiri memiliki beberapa fitur utama dan menjadi keunggulan seperti urusan pembelian kendaraan, info katalog, harga mobil, hingga pencarian tipe kendaraan yang cocok untuk konsumen.
"Tasia mampu merespon pertanyaan pelanggan dengan cepat dari spesifikasi mobil, lokasi hingga simulasi kredit. Kami akan terus meningkatkan kemampuan Tasia di masa depan," kata Sonny.
"Saat ini baru tersedia di live chat dan WhatsApp sesuai permintaan klien," ucap Sonny.
Sony melihat para perusahaan mulai melirik aplikasi berbasis percakapan chatbot untuk meningkatkan pelayanannya, mengingat para pelanggan sudah memiliki ponsel pintar dan menggunakan aplikasi chatting sebagai favoritnya.
"Jadi ada shifting behavior dari aplikasi web ke chatbot. Pakai chatbot jauh lebih mudah dan cepat tanpa perlu membuka browser terlebih dahulu," pungkasnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR