Perusahaan operator seluluer XL Axiata membukukan capaian positif. Pendapatan XL Axiata tumbuh 0,4 persen dibanding tahun lalu. Kontribusi utama pendapatan XL berasal dari konsumsi layanan data yang meningkat 13 persen secara year-on-year.
Dengan peningkatan tersebut, layanan data semakin memperbesar kontribusinya sebanyak 80 persen, dari sebelumnya 69 persen terhadap total pendapatan XL Axiata. Capaian ini mengukuhkan posisi XL Axiata sebagai operator terbesar nomor dua di Indonesia.
Menurut CEO & Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini, tahun 2018 menjadi tahun yang tidak mudah bagi perusahaannya maupun peresuhaaan operator seluler lain.
"Sepanjang 2018 merupakan periode yang berat bagi industri telekomunikasi Indonesia. Kami harus menghadapi penerapan registrasi kartu SIM prabayar dan persaingan harga yang ketat," jelas Dian dalam keterangan remsi.
Di tengah persaingan harga, monetisasi layanan data XL ternyata menuai hasil yang signifikan dan dikatakan akan terus berlanjut ke depannya. Pendapatan dari sektor layanan data ini juga membantu XL menutup kerugian dari penurunan pendapatan layanan SMS dan telepon.
Dian menyebut strategi yang dilakukan perusahaannya adalah melalui dual-brand yang diiringi dengan ekspansi jaringan data. Pada tahun 2018 merek XL dan Axiata sama-sama mencapai rekor net promoter score (NPS) yang diklaim cukup tinggi serta mendapat sambutan yang positif.
Pertumbuhan juga diraih dari layanan pascabayar XL Prioritas yang dikembangkan melalui produk bundling smartphone. Cara ini disebut mampu menarik pelanggan di segmennya.
Saat ini XL Axiata mengklaim memiliki total 54,9 juta pelanggan, di mana 43,9 juta atau 80 persen di antaranya adalah yang sudah menggunakan smartphone. Jumlah pengguna smartphone ini meningkat 15 persen dari periode yang sama di tahun lalu.
Sementara itu, pelanggan yang aktif menggunakan layanan data saat ini mencapai 82 persen dari total pelanggan. Total lalu lintas di seluruh jaringan XL Axiata telah mengalami peningkatan 76 persen year-on-year di 2018, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
XL Axiata mencatat kenaikan pada pendapatan kotor sebesar 3 persen pada periode kuartal keempat 2018 dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ). Kenaikan ini melanjutkan kenaikan yang telah diraih secara berturut-turut pada tiga kuartal sebelumnya yang didorong oleh pendapatan layanan yang meningkat 6 persen QoQ.
Kenaikan data sendiri tercatat mencapai 9 persen QoQ sebagai hasil dari penjualan dan juga monetisasi data. XL Axiata mencatat kerugian sebesar Rp 3,3 triliun yang disebabkan beban biaya penyusutan yang dieprcepat.
Setelah dinormalisasi pada akhir tahun 2018, rugi bersih XL Axiata mencapai Rp 9 miliar. Beban penyusutan diakibatkan oleh pengurangan jaringan 2G yang telah dimatikan, dibongkar, dan usang atau tidak lagi digunakan.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR