YouTube bertindak tegas pada 400 channel yang terindikasi melakukan tindakan ilegal berupa eksploitasi anak.
Tak hanya menghapus channel itu dari platform, YouTube pun mengaku sudah melaporkan akun-akun tersebut kepada penegak hukum.
Hal tersebut disampaikan perwakilan YouTube, menyusul sebuah temuan dari seorang pengguna bernama Matt Watson.
Dalam temuannya, Watson melihat adanya indikasi pelanggaran berat berupa tindakan asusila verbal kepada anak-anak.
Watson mempublikasi temuan tersebut melalui sebuah video yang menunjukkan betapa mudahnya pengguna YouTube menemukan video anak-anak yang dipenuhi komentar asusila para pedofilia.
Menurut Watson, ada indikasi bahwa para pengidap pedofilia ini memiliki jaringan terselubung yang tidak diketahui oleh publik. Dampak dari video yang dipublikasi Watson ini ternyata berbuntut panjang.
Tak lama setelah video tersebut viral dan menjadi perbincangan, beberapa perusahaan besar yang berhubungan dengan anak-anak seperti Nestle, Disney, hingga Epic Games mencabut iklan mereka dari YouTube seperti dikutip The Verge.
YouTube mengatakan pihaknya telah mengambil tindakan tegas dengan menghapus dan menonaktifkan komentar pada akun-akun yang melanggar. YouTube pun berjanji untuk terus memerangi tindakan asusila dan eksploitasi anak.
"Konten apapun, termasuk komentar, yang membahayakan anak di bawah umur sangatlah menjijikkan. Kami memiliki kebijakan yang jelas dan melarang ini di YouTube," tulis mereka.
"Masih banyak yang harus dilakukan dan kami terus menumbuhkan tim kami untuk menjaga orang-orang agar tetap aman," lanjut YouTube.
Masalah eksploitasi anak memang kerap mendapat sorotan sejak beberapa tahun belakangan.
YouTube juga telah menyatakan diri ikut memerangi dan ingin menekan angka eksploitasi anak yang seringkali terjadi.
YouTube juga telah memberlakukan peraturan yang ketat untuk meminimalisir tindak asusila dari para pengidap pedofilia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR