F5 Networks mengumumkan laporan State of Application Services (SOAS) 2019 yang mengupas tren-tren teknologi perusahaan di Asia Pasifik.
Laporan itu berdasarkan hasil survei dari perusahaan di Asia Pasifik yang memanfaatkan teknologi untuk mempercepat proses transformasi digital.
"Kami melakukan survei pada lebih dari 1863 pemimpin di bidang TI di seluruh Asia Pasifik, terkait dengan penggunaan layanan aplikasi. Dari jumlah ini, sebanyak 2258 responden berasal dari wilayah ASEAN. Kami harap informasi ini dapat mewakili yang terjadi di pasar," kata Country Manager F5 Networks Indonesia Fetra Syahbana.
Laporan itu menyebut saat ini perusahaan berlomba-lomba mengembangkan aplikasi mobile karena permintaan aplikasi mobile mengalami pertumbuhan lebih cepat jika dibandingkan dengan aplikasi berbasis situs.
"Asia menjadi wilayah yang lebih mengandalkan perangkat mobile dan aplikasi sebagai akses utama ke Internet," ujarnya.
Saat ini pun perusahaan-perusahaan mulai gencar mengembangkan transformasi digitalisasi dan mempersiapkan infrastruktur. Laporan SOAS 2019 ini menyebut sebanyak 84 persen perusahaan di ASEAN berencana melakukan proyek transformasi digital.
"Transformasi digital ini akan menjadi penentu arah strategi perusahaan. Transformasi digital turut menekankan pentingnya big data dan peluangnya," pungkasnya.
Selain itu, 32 persen perusahaan tersebut juga telah memanfaatkan teknologi bertajuk kontainer yang mampu mencakup berbagai fitur, aplikasi dan fungsi.
Tidak hanya di ASEAN, peralihan ke digitalisasi juga telah terlihat di Indonesia, ditandai dengan tingkat adopsi smartphone yang bertumbuh secara pesat, serta peningkatan secara signifikan dari penggunaan komputasi awan, serta pemanfaatan IoT dan big data yang juga meningkat.
Namun, survei ini juga mengungkap bahwa sebanyak 48 persen organisasi di ASEAN memiliki kepercayaan diri untuk menahan serangan lapisan aplikasi.
Sementara itu, 51 persen organisasi ASEAN juga dilaporkan memprioritaskan adopsi Big Data Analytics.
Sedangkan 37 persen organisasi memprioritaskan di ranah kecerdasan buatan (AI), dan 42 persen organisasi memprioritaskan di bidang Real-Time Threat Analytics.
F5 Networks menilai hal ini mendorong organisasi untuk beradaptasi dengan cepat terhadap regulasi yang terus berubah.
F5 Networks menyebut sebagian besar organisasi ASEAN yang menggunakan firewall jaringan atau sebesar 85 persen, dan WAF sebesar 63 persen, menilai dukungan serangkaian layanan keamanan aplikasi untuk mengoptimalkan visibilitas performa menjadi hal penting terkait dengan kesehatan digital dan kesuksesan dari bisnis.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR