Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan tentang ekspansi situs belanja online yang sangat masif dan meminta kementerian perdagangan untuk membangun ekosistem sehingga pasar tradisional siap bersaing dengan online bahkan bekerja sama.
"Apa yang saya dengar? Kita sekarang kalah dengan yang online-online. Hati-hati. Saya minta Kemendag, pasar-pasar mulai dibangun ekosistem online sambil perbaiki offline," katanya ketika membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Perdagangan (Kemendag) di ICE BSD.
Jokowi juga memperhatikan fenomena beberapa pusat perbelanjaan yang bangkrut di Indonesia. Ia pun kerap menampung keluhan dari para pedagang pasar yang kewalahan bersaing dengan produk yang dijual online.
"Kalau (fenomean) ini tidak direspons, hati-hati, di Cina mall banyak tutup karena kalah dengan online. Di sini saya lihat juga sudah mulai, dimulai dengan yang gede, mall," kata Jokowi.
Solusinya, Jokowi meminta Kementerian Perdagangan dan pemda di seluruh provinsi untuk mulai mendandani pasar-pasar di daerah, baik pasar skala besar hingga pasar desa sehingga produk-produk itu bisa ditawarkan di platform daring atau online.
"Kita harus perbaiki ekosistem offline dan online. Lalu perbaiki branding, tulisan dan warna. Kalau nanti packaging labeling branding sudah siap semua, bisa dijual di offline dan online. Kita siapkan marketplace agar pasar rakyat bisa berjualan secara online," paparnya.
Jokowi melihat perbaikan harus dilakukan di dua sisi, baik kesiapan produk pasar rakyat dijual di marketplace dan perbaikan fisik pasar agar masyarakat tetap mau berbelanja di sana. Belum lagi, bila produk yang dijual mendapat respons positif di level nasional, maka pedagang bisa melakukan perluasan pasar hingga lingkup internasional.
"Perbaiki packaging. Pemda anggarkan mesin kemasan dalam APBD. Murah, harga Rp 200 juta. Kedua, siapkan branding dari setiap produk. Sehingga saat masuk ke pasar, barang itu enak dilihat dan enak dijual," kata Presiden.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR