Google membantah tudingan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan perusahaan search engine raksasa tersebut bekerja sama dengan militer China.
Tudingan tersebut disampaikan Trump melalui akun resmi Twitter miliknya di handle @realDonaldTrump.
"Google membantu China dan militernya, tapi tidak membantu AS. Mengecewakan! Berita baiknya, mereka membantu si Pembohong Hillary Clinton, bukan Trump, dan bagaimana nanti hasilnya?", tulis Trump.
Google pun merespon kicauan sang presiden dengan cepat. Melalui salah satu perwakilannya, Google menampik tuduhan Trump tersebut.
"Kami tidak bekerja sama dengan militer China, kami bekerja sama dengan militer AS, termasuk Departemen Pertahanan di beberapa area, termasuk keamanan siber, perekrutan, dan kesehatan", klaim perwakilan Google.
Tuduhan yang dilontarkan Trump bukan tanpa sebab. Muasalnya adalah dari testimoni kepala staff gabungan, Jendral Kelautan Joseph Dunford, yang mengungkap hal senada pada sesi sebelum Kongres.
"Apa yang dilakukan Google di China, secara tidak langsung menguntungkan militer China", ujar Dunford dalam sesi dengar pendapat Komite Layanan Senat Bersenjata.
"Kami mengawasinya dengan perhatian yang besar ketika mitra industri yang ada di China, mengetahui bahwa ada benefit secara tidak langsung," imbuh Dunford.
"Sejujurnya, "tidak langsung" tidak menggambarkan penuh tentang sebenarnya yang terjadi, ini lebih kepada menguntungkan pihak militer China langsung," ujarnya seperti dikutip NBC.
Google memang dirumorkan sedang mengupayakan proyek agar bisa kembali beroperasi di China setelah diblokir mulai tahun 2010.
Namun proyek tersebut bukanlah proyek militer, melainkan pembuatan search engine khusus yang disesuaikan dengan aturan di China.
Proyek tersebut konon diberi nama "Project Dragonfly", yang menuai kritikan baik dari internal maupun eksternal Google.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR