Layanan pesan antar makanan GO-FOOD mencetak rekor baru dengan nilai transaksi mencapai 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp27,67 triliun pada tahun lalu.
Transaksi itu membuat GO-FOOD menjelma menjadi market leader layanan pesan antar makanan secara online di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara.
Berdasarkan hasil riset IDN Times yang melibatkan 258 responden di enam kota besar Indonesia mengungkapkan GO-FOOD mendominasi dengan angka signifikan mencapai 74,8 persen untuk aplikasi pesan antar yang sering dipakai.
Pesaingnya, GrabFood hanya memiliki pangsa pasar sebesar 20,9 persen dan sisanya layanan delivery dari outlet sebesar 3,1 persen.
Bahkan, kaum milenial Indonesia paling sedikit menghabiskan Rp 50 ribu - Rp150 ribu untuk memesan makanan via aplikasi pesan antar.
Chief Corporate Affairs GOJEK Nila Marita mengungkapkan GO-FOOD saat ini merupakan layanan pesan-antar makanan terbesar di Asia Tenggara.
"GO-FOOD terus menjadi pemimpin pasar dengan GTV (Gross Transaction Value) mencapai US$ 2 miliar," tutur Nila dalam rilis yang diterima.
Layanan GO-FOOD hadir untuk memberikan solusi terhadap tantangan terkait akses pasar yang lebih luas serta akses ke teknologi.
Dengan menjadi merchant, GO-FOOD pelaku usaha dapat terhubung secara langsung dengan ratusan juta pelanggan setia lainnya.
Hingga saat ini, GO-JEK telah bermitra dengan sekitar 300.000 merchant di Indonesia dan sebesar 80 persen merupakan UMKM kuliner yang telah merasakan manfaat perluasan pasar secara langsung.
Pada Desember 2018, lembaga riset independen asal Singapura FT Confidential Research juga melansir aplikasi pembayaran online Go-Pay milik GOJEK menjadi platform pembayaran digital (Cashless) paling populer di Indonesia.
Riset tersebut mencatat Go-Pay sebagai the Most Popular Mobile Payment Services dengan dominasi mencapai hampir 70%. Jauh melebihi OVO milik grup Lippo yang juga ada di aplikasi Grab sebesar 42 persen.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR