Transformasi digital yang pesat menciptakan disrupsi digital di berbagai sektor industri di Indonesia.
Tentunya, disrupsi teknologi itu berdampak positif dan negatif ke pertumbuhan perusahaan.
Sisi positifnya, kehadiran teknologi membantu para pelaku usaha bisa menekan biaya untuk mempekerjakan manusia. Namun di sisi lain, manusia harus kehilangan pekerjaannya karena tergerus teknologi.
Bahkan, ada 4 sektor industri yang akan terdampak dari disrupsi teknologi di Indonesia.
1. Perbankan
Sektor bisnis yang mulai mengurangi karyawan akibat adanya teknologi adalah perbankan. Ada sekitar 20.000 karyawan yang berhenti di sembilan bank ternama di Indonesia dari 2016-2018.
Jenis pekerjaan yang paling banyak dikurangi di industri perbankan adalah posisi front office. Saat ini bank-bank di Indonesia telah menerapkan sistem digital banking yang mengurangi para pegawainya dan digantikan oleh teknologi komputerisasi dan digitalisasi.
2. Ritel
Beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan ritel yang mengurangi jumlah pegawai akibat disrupsi teknologi. Salah satu contoh adalah peritel perabotan rumah tangga asal Swedia, IKEA.
Skema yang dijalankan IKEA saat ini membidik konsumen daring atau pasar online. Sehingga perusahaan mau tidak mau harus mengurangi jumlah karyawan.
Pada tahun lalu, IKEA mengumumkan untuk memangkas sekitar 5 persen atau 7.500 karyawannya karena akan menggenjot sistem penjualan online.
3. Toko Pakaian
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR