Tokocrypto secara resmi umumkan kerjasama strategisnya dengan proyek blockchain yang sebelumnya telah hadir di Vietnam, Jepang, dan Singapura, yaitu TomoChain. Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan dengan tujuan untuk mendorong revolusi industri berbasis teknologi di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi terkini, blockchain.
Kerjasama ini sejalan dengan strategi bisnis Tokocrypto yang disebut Tokocrypto Ecosystem dimana salah satunya Tokocrypto Launchpad inisiatif, yang mana bertujuan untuk membentuk proyek blockchain lokal maupun asing untuk mengembangkan dan menghubungkan proyek mereka ke publik Indonesia. Sebagai bursa jual beli aset kripto terdepan di Indonesia, Tokocrypto terus melakukan pengembagan untuk memberikan yang terbaik bagi penggunanya.
Dalam waktu dekat, Tokocrypto akan menjadi Regional Stablecoin Gateway dengan meluncurkan 5 stablecoin baru di Tokocrypto Digital Exchange. Saat ini, Tokocrypto juga telah meluncurkan fitur Private Trading, yang memungkinkan premium dan institusional member untuk melakukan transaksi dalam volume besar melalui over-the-counter (OTC) dengan biaya transaksi Rp0. Saat ini, Private trading dapat dilakukan pada 10 koin, yaitu BTC, BCH, ETH, XRP, DGX, USDT, USDC, USDS, PAX, dan GUSD.
Blockchain, teknologi terdesentralisasi yang pertama kali diadopsi oleh Bitcoin, selama ini lebih banyak dibahas sebagai teknologi yang dapat merubah institusi keuangan dengan memberikan kemudahan akses dalam ke layanan kuangan dan servis. Tapi Long Voung, Founder & CEO TomoChain percaya bahwa teknologi ini tdak hanya dapat merubah industri keuangan, namun namun teknologi secara lebih luas.
Didirikan pada 2016, TomoChain dikembangkan dengan tujuan untuk merancang platform yang memberikan kesempatan kepada developers dimana saja, akses ke infrastruktur global yang akan membuka peluang-peluang baru. Dan TomoChain ingin menjadi pemain utama dalam menerbitkan token dan pengembangan DApps, aplikasi desentralisasi yang berjalan dalam jaringan peer-to-peer dengan protokol otomatis. Sistem ini di desain untuk menghindari kegagalan dalam satu titik tunggal dan biasanya memberikan bonus token kepada pengguna yang telah memberikan daya komputasi ke sistem mereka.
“Saya percaya bahwa kita dapat meluncurkan solusi untuk meningkatkan kemampuan yang ada saat ini dalam 3-5 tahun kedepan. Pengembangan ini akan memungkinkan blockchain untuk melakukan transaksi 30.000-40.000 per detik, atau setara dengan apa yang dilakukan Visa,” ujar Son Nguyen, Co-founder & CTO TomoChain. Rencana jangka panjang ini telah dirintis oleh TomoChain melalui research and development yang berkelanjutan. Selain itu, kerjasama strategis dengan berbagai perusahaan di dunia yang dapat membantu membuat DApps untuk mengatasi kesenjangan pasar di beberapa sektor.
“Idenya di sini adalah startup dan perusahaan yang sudah mapan dari bidang yang berbeda di Indonesia pastinya memiliki informasi yang dapat digabungkan tengan teknologi blockchain untuk membuat sebuah proyek blockchain baru. Melalui kerjasama ini, kita berharap blockchain dapat menjadi solusi dari permasalahan perusahaan maupun startup terkait,” tutup Jordan Kang, Lead BD Manager TomoChain.
Penulis | : | Dayu Akbar |
Editor | : | Dayu Akbar |
KOMENTAR