Nama Sony di dunia pasar ponsel pintar tidak segemerlap dulu. Gempuran iPhone, ponsel Samsung dan ponsel-ponsel asal Tiongkok membuat kiprah dan penjualan ponsel Sony tidak laku.
Sudah banyak strategi pemasaran yang dilakukan Sony tetapi tetap saja para pelanggan kurang mau melirik dan membelinya.
Padahal, kualitas ponsel Sony Xperia tidak perlu dipertanyakan lagi dari kamera dan chipsetnya. Apalagi, Sony masih memimpin di pasar kamera mirrorless dan audio serta TV.
Sony pun harus melakukan banyak cara untuk membuat divisi ponselnya bertahan hidup walaupun kurang laku di pasar, mengingat pasar ponsel pintar sangat menguntungkan dan besar.
Kali ini, Sony mulai membatasi penjualan ponselnya di Asia Tenggara dan beberapa kawasan lain dan Sony fokus menjual ponselnya di Eropa dan Asia Timur yang pasarnya masih besar.
Permintaan ponsel Sony masih banyak di Benua Biru dan Jepang (yang termasuk di dalam kawasan Asia Timur).
Selain itu, Sony telah menggabungkan divisi ponselnya ke divisi televisi, audio, dan kamera di bawah divisi Electronics Products and Solutions.
Bisnis ponsel Sony terus merugi dalam beberapa tahun belakangan. Bahkan, sejumlah analis menyebut Sony seharusnya menjual bisnisnya tersebut.
Penjualan smartphone Sony diprediksi akan menyentuh angka 6,5 juta unit. Angka 6,5 juta unit itu pun cuma 1/6 dari torehannya lima tahun yang lalu seperti dikutip Nikkei Asian Review.
PHK Karyawan
Sony menutup pabrik ponselnya di Tiongkok untuk mengurangi biaya dan memangkas hingga separuh dari tenaga kerjanya di divisi ponselnya. Nantinya, pengurangan tenaga kerja ini akan dilakukan pada Maret 2020 mendatang.
Jika, Sony benar-benar memberhentikan setengah armadanya di divisi smartphone, maka akan ada 2.000 orang dari total 4.000 yang meninggalkan unit tersebut.
Source | : | Nikkei |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR