Nama Linus Torvalds tidak sementereng nama Steve Jobs dan Bill Gates di dunia teknologi tetapi Linus Torvalds adalah sosok yang membuat sistem operasi Open Source Linux.
Linus Torvalds pun ikut prihatin dengan penyebaran konten-konten negatif di media sosial tanpa adanya penyaringan.
"Aku sungguh benci dengan media sosial modern, Twitter, Facebook, Instagram. Itu adalah wabah penyakit yang dapat memicu sikap buruk," kata Linus dalam wawancara dengan Linux Journal.
"Model Like dan Sharing itu hanyalah sampah. Tidak ada upaya dan tidak ada kontrol kualitas. Faktanya malah diarahkan untuk memundurkan kontrol kualitas," ucapnya seperti dikutip CNET.
Linus Torvalds menjelaskan media sosial didesain untuk memicu respons emosional. Bahkan, ia menyinggung maraknya hoak, penghinaan, terorisme dan kebiasaan buruk lainnya di media sosial adalah karena penyebarnya kerap menggunakan nama anonim.
"Ketika kalian bahkan tidak menaruh nama asli kalian di sampah kalian atau sampah yang kalian bagikan atau like, itu sungguh tidak membantu," ketus Linus.
Seharusnya, pengguna yang menyebarkan konten di media sosial menggunakan identitasnya. Namun belakangan, medsos memang sering jadi sasaran kritik terutama karena penyebaran informasi palsu.
Sekadar riwayat singkat, Linus baru berumur 21 tahun saat ia 'mengubah dunia'. Apa yang dilakukannya di tahun 1991 itu adalah menyebarkan kernel sistem operasi Linux. Bukan hanya menyebarkannya, Linus mengajak orang-orang untuk ikut mengembangkannya.
Sistem operasi itu kemudian menjadi pendorong gerakan piranti lunak merdeka alias Open Source.
Source | : | CNET |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR