Selama ini, pendidikan digunakan sebagai jembatan menuju dunia kerja. Semua orang berlomba-lomba menempuh pendidikan setinggi-tingginya dengan keyakinan bisa mengantarkan ke gerbang perusahaan kelas atap dengan jabatan teratas.
Nyatanya, tak semua perusahaan mensyaratkan gelar sarjana untuk mengisi jabatan yang ditawarkan, termasuk raksasa-raksasa teknologi di Amerika Serikat sana.
Perusahaan beken macam Apple dan Google merekrut pegawai yang bisa mengerjakan tugas yang diperlukan, tanpa memandang apakah orang bersangkutan memiliki gelar sarjana atau tidak.
"Perusahaan kami, seperti yang Anda tahu, didirikan oleh mahasiswa yang drop-out ," kata CEO Apple Tim Cook.
"Jadi, kami tidak pernah berpikir bahwa gelar sarjana adalah hal yang harus Anda miliki. Kami selalu berusaha memperluas wawasan kami," ujarnya.
Pendiri yang dimaksud Cook adalah Steve Jobs yang keluar dari Reed College setelah satu semester, agar bisa masuk ke kelas yang menurut dia lebih menarik.
Bagi Sarjana Lulusan Tahun Ini
Cook bahkan mengungkap bahwa sekitar separuh pekerja Apple di AS tahun lalu banyak pula yang tidak bergelar sarjana.
Alasannya, tidak semua perguruan tinggi mengajarkan skill yang benar-benar dibutuhkan perusahaan teknologi, misalnya saja kemampuan coding.
Setali tiga uang, Barbara Humpton, CEO Siemens AS sependapat bahwa gelar sarjana tidak menjamin kesiapan karir.
"Sering sekali perusahaan menawarkan posisi dengan mensyaratkan gelar sarjana, padahal tidak ada pekerjaan yang benar-benar membutuhkannya," ujar Humpton dikutip Business Insider.
Data yang tak jauh berbeda juga ditemukan LinkedIn. Platform jejaring profesional itu mengungkap bahwa banyak perusahaan kelas atas saat ini tidak mensyaratkan gelar sarjana.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR